Hujan deras mengguyur Kota Surabaya semalam, Kamis (7/12/2023) beberapa wilayah dilaporkan banjir dan muncul genangan meski kemudian surut.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, beberapa titik yang masih muncul genangan dan banjir memang baru masuk prioritas penanganan tahun 2024.
“Kalau 2023 (titik yang jadi) prioritas kami sudah tidak banjir semua. Jadi kalau seperti Dukuh Kupang terus yang posisi di Simo itu baru masuk anggaran 2024, karena anggarannya besar,” jelas Eri ditemui suarasurabaya.net Jumat (8/12/2023) siang.
Sementara proyek penanganan banjir tahun 2023, lanjut Eri sudah hampir selesai, mencapai 90 persen.
“Diakhir tahun ini udah hampir 90 persen, tapi yang memang kami rencanakan di tahun 2023, hampir 98 persen. Jadi teman-teman bisa lihat kalau posisi-posisi yang dikerjakan tahun 2023 insya Allah gak ada banjir,” jelasnya lagi.
Beberapa daerah itu misalnya Dukuh Kupang dengan kontur jalan berbentuk cekung, serta Simo dengan jarak permukiman dan sungai terlalu dekat.
“Tapi kalau yang seperti Dukuh Kupang itu gak bisa dikerjakan di bawahnya. Karna bawah ini tampungan dari atas, sehingga atasnya yang kami buat saluran tahun 2024. Seperti di saluran Simo, kita juga gak bisa nyalahkan. Memangnya ada sungai jarak berapa meter harus ada rumah. Kan harusnya gak boleh, harusnya dibuat penampungan,” tuturnya.
Selain itu Eri juga menyoroti para pebisnis yang mengubah kawasan rumah tinggal jadi usaha, harus disertai penyesuaian saluran limbah.
“Jalan Kartini itu dulu kan rumah tinggal, sekarang berubah jadi bisnis, salurannya gak diubah. Saya minta, izinnya ketika dirubah jadi bisnis, jadi rumah makan, yang tampungannya dulu pembuangan limbah dan airnya itu adalah rumah tinggal dan sekarang jadi rumah makan maka otomatis limbah-limbah juga dibuang di saluran. Seperti di Tidar juga wajib membuat limbah itu ketika dibuang, maka tidak lagi menjadi keras yang menghalangi saluran. Sehingga salurannya harus tetap bersih,” paparnya.
Titik-titik genangan dan banjir itu, lanjutnya akan dituntaskan 2024 mendatang dengan anggaran triliunan.
“Tetap, banjir ini triliunan, karena banjir ini kalau mau dilihat salahnya siapa, ya yang bikin rumah. Karena titik-titik tertentu yang tidak boleh ada rumah, itu ternyata dibangun rumah,” paparnya lagi.
Diketahui, hujan deras disertai angin kencang kemarin mengakibatkan sejumlah titik banjir dengan ketinggian bervariasi. Laporan pendengar di suarasurabaya.net, itu terjadi di Simo Hilir Utara, Bratang Binangun, Kedungdoro, Raya Kupang Baru. (lta/iss)