Civitas Universitas Surabaya (Ubaya) mendorong upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia melalui kampanye peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, yang setiap tahun diselenggarakan pada 25 November hingga 10 Desember.
Endah Triwijati Dosen Fakultas Psikologi Ubaya mengatakan, upaya tersebut merupakan bentuk menyuarakan anti kekerasan pada masyarakat umum, baik kekerasan terhadap perempuan, anak, lansia, difabel, dan kelompok marginal.
“Kami juga mengajak alumni Ubaya, Satgas Pencegahan dan Penanganan Perundungan Kekerasan Seksual (PPPKS) Ubaya yang dikenal sebagai We Care, serta Kelompok Studi Gender dan Kesehatan Ubaya,” terangnya, Rabu (6/12/2023).
Upaya itu, kata Tiwi, juga menuntut pemerintah untuk ambil bagian dalam mencegah dan menangani kekerasan berbasis gender (KBG), sekaligus meminta pemerintah untuk meningkatkan kualitas layanan bagi korban KBG.
Selanjutnya, juga mengawasi dan mengevaluasi kinerja penyedia layanan pemerintah, serta memastikan korban mendapatkan haknya untuk pulih.
“Masyarakat Surabaya sudah bergerak, ditunggu gerak bersama dari pemerintah, legislatif, dan aparat penegak hukum Kota Surabaya” katanya.
Sementara itu, Wiwik Afifah Dosen Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya mengatakan, upaya yang melibatkan anak muda itu bagus dalam membangun kesadaran untuk tidak melakukan kekerasan serta meningkatkan kepedulian, dan mengajak korban untuk berani speak up.
“Publik perlu tahu bahwa kekerasan tidak boleh ditoleransi,” ucapnya.
Seperti diketahui, upaya penghapusan kekerasan itu juga diikuti oleh perwakilan mahasiswa dan dosen dari kampus lain, saperti Untag, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan UPN Veteran Jawa Timur, serta Lembaga Swadaya Masyarakat.(ris/bil/rid)