Jumat, 22 November 2024

Kemenkes Selidiki Enam Kasus Mycroplasma Pneumonia

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Maxi Rein Rondonuwu Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes. Foto: Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes. Foto: Kemenkes

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menindaklanjuti temuan enam kasus mycroplasma pneumonia di Jakarta melalui penyelidikan epidemiologi guna memutus mata rantai penularan kasus di masyarakat.

“Kemenkes dua hari lalu mendapat laporan dari Dinas Kesehatan DKI. Setelah kami konfirmasi, saat ini ada enam kasus mycroplasma pneumonia yang pernah dirawat, karena sebelumnya memang sudah ada,” kata Maxi Rein Rondonuwu Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan RI dalam konferensi pers via virtual di Jakarta, yang dilansir Antara, Rabu (6/12/2023).

Dia melanjutkan, enam kasus mycroplasma pneumonia di Jakarta dialami pasien pada rentang usia termuda 3 tahun dan yang tertua 13 tahun.

Kejadian itu dilaporkan dari Rumah Sakit Medistra Jakarta sebanyak lima pasien dan The Jakarta Women and Children Clinic (JWCC) sebanyak satu pasien.

Gejala yang dilaporkan mirip dengan pneumonia pada umumnya, seperti muncul ingus, napas sesak, dan umumnya diawali dengan panas, batuk, sakit kepala, serta sesak napas ringan.

“Kejadian di RS Medistra ada yang masuk rumah sakit, dua yang dirawat tanggal 12 dan 25 Oktober 2023, kemudian yang lainnya rawat jalan di bulan November 2023,” katanya.

Dari hasil pemeriksaan laboratorium di RS Medistra, kata Maxi, memang terbukti positif bakteri mycroplasma pneumonia, dan Kemenkes melakukan cek silang sampel pasien di jejaring laboratorium pemerintah dengan hasil yang sama.

Menurut hasil laporan harian dari RS setempat, sambung Maxi, semua pasien sudah dinyatakan sembuh. Namun, sebagai upaya tindak lanjut atas kejadian itu, Kemenkes melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap kejadian kontak erat dengan pasien.

“Dari enam kasus itu, kami akan lakukan penelusuran ke depan melalui penyelidikan epidemiologi. Tim kami tetap menggali informasi dia sekolah di mana, takutnya di sekolah itu menyebar, dan tempat tinggalnya di mana kami kejar untuk intervensi karena penularannya droplet yang mudah sekali menular,” katanya.

Walau umumnya bergejala ringan, Maxi mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai mycroplasma pneumonia yang kini sedang mengalami tren peningkatan kasus di China. Caranya, dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan membiasakan mencuci tangan menggunakan sabun untuk membunuh bakteri.

“Kalau flu, batuk, beringus, wajib diri sendiri pakai masker, kalau pemerintah sifatnya mengimbau biar tidak menularkan orang lain,” tandasnya.(ant/and/rid)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs