Jumat, 22 November 2024

Universitas Pattimura Ambon Gandeng ITS, Buka Departemen Transla

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Pertemuan Universitas Pattimura Ambon bersama ITS Surabaya berlangsung santai. Foto: Humas ITS Surabaya.

Universitas Patimura (Unpatti) Ambon berniat gandeng ITS menyukseskan pembukaan departemen Transla. Prof Dr MJ Saptenno SH MHum, Rektor Unpatti menyampaikan hal itu saat hadir di ITS Surabaya, Kamis (23/8/2018), di Gedung Rektorat ITS.

Kerja sama yang akan dijalin ini merupakan tindak lanjut penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) ketiga rektor yaitu Rektor ITS, Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dan Rektor Unpatti pada November 2017 lalu.

MoU tersebut dikhususkan untuk pengembangan bidang pendidikan tinggi di bidang transportasi laut (Transla).

Saptenno menyampaikan bahwa setelah terpisah dengan Provinsi Maluku Utara, Provinsi Maluku sendiri memiliki 1.340 pulau di cakupan wilayahnya.

Untuk mengelola berbagai hal terkait sumber daya di pulau-pulau tersebut dibutuhkan transportasi laut yang baik dan memadai. “Hal itu pula yang mendasari kami (Unpatti, red) untuk membentuk dapartemen di bidang transportasi laut,” terang Saptenno.

Saptenno menambahkan sejak lama masalah transportasi laut yang ada di Maluku belum terselesaikan dengan baik, karena belum adanya satu lembaga yang mengkaji secara ilmiah perihal permasalahan ini.

“Karena itu dengan adanya program kerja sama dengan ITS ini diharapkan ke depannya masalah-masalah tersebut bisa terselesaikan dengan baik,” ujar Saptenno.

Selama ini, lanjut Saptenno, di Provinsi Maluku hanya mengandalkan perahu motor dari pengusaha-pengusaha kecil, perahu tradisional nelayan dan bahkan kapal layar yang masih digunakan sebagai moda transportasi laut di sana.

Itu pun masih belum bisa menjawab permasalahan transportasi laut yang ada di Maluku untuk meningkatkan percepatan pembangunan infrastruktur di provinsi tersebut.

“Sebetulnya sumber daya alam di pulau-pulau yang ada di Provinsi Maluku itu sangat banyak, tapi mereka tidak memiliki peluang untuk tahu bagaimana memasarkannya akibat moda transportasi laut dan infrastruktur yang kurang memadai,” papar Saptenno.

Saptenno kemudian mengambil contoh kecil permasalahan yang ada di sana. Misalnya saja, hasil penangkapan ikan di Kepulauan Aru, belum ada satu konsep bagaimana mengembangkan pemaksimalannya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Contoh berikutnya adalah potensi pariwisata yang luar biasa dari pulau-pulau kecil yang berada di Maluku.

Juga belum terdapat kajian-kajian untuk mengembangkan menjadi destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan dalam maupun luar negeri.

Saptenno melanjutkan, potensi lain yang perlu dikembangkan salah satunya adalah kehutanan, yang sebetulnya butuh sekali kajian ilmiah.

“Karena itu kita butuh kerja sama dengan ITS ini untuk bisa berkolaborasi dalam berbagai hal ke depannya, supaya potensi itu bisa dimanfaatkan secara maksimal tapi pendekatannya harus secara ilmiah,” tandas Saptenno.

Sementara itu, Ir Tri Ahmadi PhD., Ketua Departemen Teknik Transportasi Laut ITS menyampaikan, kerja sama ini merupakan suatu kehormatan bagi departemen Transla ITS karena dipercaya bisa membantu Unpatti dalam membentuk departemen baru Teknik Transportasi Laut.

“Kami sangat senang bisa membantu saudara-saudara kita yang wilayahnya sebagian besar adalah laut untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di sana, yaitu berupa konektivitas dan mobilitas untuk kesejahteraan masyarakat di sana,” jelas Tri Ahmadi.

Pada detail kerja samanya, Tri menyampaikan bahwa ITS akan membantu untuk pembuatan kurikulum, staf pengajar ITS bisa tandem (mengajar bersama) dengan dosen di Unpatti, kemudian fasilitas laboratorium ITS juga bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa Unpatti.

Selain itu, mahasiswa ITS juga akan melakukan studi lapangan di Maluku. “Karena banyak persolaan di Maluku yang sangat spesifik yang tidak ada di Jatim, sehingga pengalaman itu akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa ITS juga,” kata Tri.

Tri juga menjelaskan, di Indonesia terdapat delapan provinsi yang teritorinya sebagian besar berupa lautan dan kepulauan. Antara lain Kepulauan Riau, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Bangka Belitung, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tenggara. “Untuk pembangunan provinsi-provinsi itu, diperlukan transportasi laut yang handal,” papar Tri.

Departemen Teknik Transportasi Laut ITS sendiri ditunjuk sebagai departemen yang kali pertama dan satu-satunya di Indonesia yang bertanggungjawab membantu delapan provinsi tersebut untuk membangun infrasturuktu transportasi laut sesuai dengan tujuan pembangunan.

“Sehingga nantinya, mereka memiliki kapasitas sendiri untuk menyelesaikan pembangunan di wilayahnya masing-masing,” tutup Tri.

Rencananya, sesuai dengan arahan langsung dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI), departemen Teknik Transportasi Laut Unpatti ini akan resmi dibuka pada semester baru yang dimulai September nanti.

Saat ini sedikitnya sudah ada 20 mahasiswa yang siap untuk menuntut ilmu di jurusan baru Unpatti tersebut.(tok/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs