Jumat, 22 November 2024

Tiga Langkah Kominfo Tangani Dugaan Kebocoran Data DPT

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi Pemilu 2024. Foto: Grafis suarasurabaya.net

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melakukan tiga langkah penanganan dugaan kebocoran data daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 dalam sistem Komisi Pemilihan Umum (KPU).

“Pertama, bersurat ke KPU minta klarifikasi. Kedua, menelusuri secara langsung kebocoran data itu. Ketiga berkoordinasi dengan instansi terkait,” ucap Usman Kansong Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo.

Dilansir dari Antara, Sabtu (2/12/2023), Usman mengatakan Kominfo telah mengirim surat elektronik kepada KPU tidak lama setelah muncul informasi mengenai kebocoran data.

Tujuan dari surat tersebut adalah untuk meminta klarifikasi mengenai kebenaran informasi terkait potensi kebocoran atau pencurian data DPT tersebut.

Usman menjelaskan, langkah itu merupakan bagian dari prosedur yang diatur oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Klarifikasi dari KPU dianggap sebagai langkah awal untuk memastikan kebenaran dan mengidentifikasi tindakan selanjutnya yang perlu diambil.

Selain mengirim surat klarifikasi, Kominfo juga aktif melakukan penelusuran langsung terkait kebocoran data. Langkah itu dilakukan sebagai upaya konkret untuk memverifikasi informasi yang beredar di publik.

Langkah ketiga, Kementerian Kominfo melakukan koordinasi intensif dengan instansi terkait, antara lain Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serta KPU.

Koordinasi itu bertujuan untuk mengambil langkah-langkah bersama dalam penanganan kasus dugaan kebocoran data. Sinergi antarinstansi dianggap penting untuk memastikan keamanan data dan menanggulangi potensi risiko lebih lanjut.

Selain ketiga langkah tersebut, lanjut Usman, Kementerian Kominfo telah melaporkan perkembangan situasi ini kepada Komisi I DPR RI.

Laporan mencakup rangkuman tindakan yang telah diambil dan langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan untuk mengatasi dugaan kebocoran data KPU tersebut.

Sebelumnya, muncul peretas anonim bernama “Jimbo” yang mengeklaim telah meretas situs KPU dan mengakses data pemilih dari situs tersebut.

Akun tersebut membagikan 500 ribu data contoh dalam satu unggahan di situs BreachForums. Situs tersebut biasanya digunakan untuk menjual data-data hasil peretasan.

Data yang berhasil diakses “Jimbo” itu mencakup informasi pribadi, seperti NIK, nomor KK, nomor KTP, nomor paspor pemilih di luar negeri, nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan, alamat lengkap, serta kode tempat pemungutan suara (TPS). (ant/saf/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs