Jumat, 22 November 2024

Hamas-Israel Sepakat Perpanjang Jeda Genjatan Senjata Hari Ketujuh

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Seorang anak perempuan terlihat di sebuah kamp yang berafiliasi dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 1 November 2023. Foto: Xinhua Seorang anak perempuan terlihat di sebuah kamp yang berafiliasi dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 1 November 2023. Foto: Xinhua

Israel dan Hamas mencapai kesepakatan untuk memperpanjang jeda gencatan senjata menjadi tujuh hari pada menit-menit terakhir, Kamis (30/11/2023).

Kesepakatan itu untuk memungkinkan para perunding terus berupaya mencapai kesepakatan untuk menukar sandera yang ditahan di Gaza dengan tahanan Palestina.

Melansir Antara, jeda tersebut telah memungkinkan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan untuk masuk ke Gaza setelah sebagian besar wilayah pesisir berpenduduk 2,3 juta penduduk itu menjadi reruntuhan, akibat pemboman Israel sebagai respons terhadap serangan kejutan yang dilakukan militan Hamas 7 Oktober 2023 lalu.

“Mengingat upaya para mediator untuk melanjutkan proses pembebasan sandera dan tunduk pada ketentuan kerangka kerja, jeda operasional akan terus berlanjut,” ujar militer Israel dalam sebuah pernyataan, beberapa menit sebelum gencatan senjata sementara berakhir pada pukul 05.00 GMT atau 12.00 WIB.

Hamas, yang sudah membebaskan 16 sandera dengan imbalan 30 tahanan Palestina pada, Rabu (29/11/2023) kemarin, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa gencatan senjata akan berlanjut hingga hari ketujuh.

Lebih lanjut, menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, kondisi gencatan senjata termasuk penghentian permusuhan dan masuknya bantuan kemanusiaan, akan tetap sama.

Qatar sendiri telah menjadi mediator utama antara pihak-pihak yang bertikai, bersama dengan Mesir dan Amerika Serikat.

Sebelum tercapainya kesepakatan tersebut, baik Israel maupun Hamas mengatakan bersiap untuk melanjutkan pertempuran karena negosiasi mengenai pembebasan sandera berikutnya menemui jalan buntu.

“Beberapa waktu yang lalu, Israel diberikan daftar perempuan dan anak-anak sesuai dengan ketentuan perjanjian, dan oleh karena itu gencatan senjata akan terus berlanjut,” kata kantor perdana menteri Israel dalam sebuah pernyataan tepat ketika gencatan senjata akan berakhir.

Sedangkan sebelumnya, Hamas mengatakan Israel menolak menerima tujuh perempuan dan anak-anak lagi, serta jenazah tiga sandera lainnya sebagai imbalan atas perpanjangan gencatan senjata tersebut.

Hamas tidak menyebutkan nama mereka yang meninggal. Namun mengatakan pada hari Rabu, bahwa sebuah keluarga yang terdiri dari tiga sandera Israel, termasuk sandera termuda, Kfir Bibas yang berusia 10 bulan, meninggal dalam pemboman Israel di daerah kantong tersebut. (ant/feb/bil/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs