Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA) mendesak agar lebih banyak titik masuk bantuan ke Gaza dibuka kembali secepatnya, termasuk untuk barang-barang komersial.
Dilansir Antara, Kamis (30/11/2023), OCHA dalam sebuah pernyataan mengatakan, masuknya pasokan termasuk makanan, air, pasokan medis, dan bahan bakar melalui perlintasan Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir telah meningkat selama gencatan senjata. Namun jumlah itu masih jauh dari cukup.
Sejak gencatan senjata diberlakukan, sekitar 85 ton minyak goreng diangkut setiap harinya ke Gaza. Jumlah ini hanya sepertiga dari rata-rata konsumsi harian di Gaza sebelum konflik.
Bahkan, panjang antrean di stasiun pengisian bahan bakar gas untuk memasak di Khan Yunis, Gaza selatan, mencapai hampir dua kilometer. Sehingga warga harus menunggu semalaman.
Menurut sejumlah laporan, warga bahkan terpaksa membakar kusen pintu dan jendela untuk memasak.
Kekurangan pasokan saja menyebabkan kerugian produksi pertanian di Gaza sebesar 1,6 juta Dolar AS setiap harinya.
Jumlah itu belum termasuk kerusakan peralatan pertanian, lahan pertanian, dan tanaman, terutama pohon zaitun.
“Selain itu, (hanya) satu dari toko roti Program Pangan Dunia (WFP) yang kembali beroperasi di Gaza selatan, menyediakan roti untuk sekitar 90.000 orang di tempat penampungan PBB, sementara toko roti lainnya hanya beroperasi sesekali,” bunyi pernyataan itu. (ant/saf/ipg)