Telur mengandung berbagai nutrisi, namun bagi orang-orang yang mengkhawatirkan kesehatan jantungnya khususnya kadar kolesterol, keputusan untuk memasukkan telur ke dalam menu makanan mungkin tampak tak mudah.
Hal ini karena telur mendapat reputasi buruk selama bertahun-tahun yakni kandungan kolesterolnya.
Padahal, berbicara kandungan gizi, kuning telur mengandung banyak vitamin A, vitamin B12, selenium, dan kolin. Sementara telur utuh mengandung lebih banyak nutrisi yakni asam lemak omega-3, vitamin A, dan vitamin E yang lebih tinggi.
Dilansir dari Antara pada Kamis (30/11/2023), telur memang mengandung kolesterol tinggi. Satu butir telur berukuran besar mengandung sekitar 186 mg kolesterol.
Tetapi, kolesterol makanan seperti yang terdapat dalam telur mungkin tidak berdampak negatif pada kolesterol darah atau berkontribusi terhadap risiko penyakit jantung.
Satu hal yang perlu dicatat, walau telur mempunyai sedikit pengaruh terhadap kadar kolesterol, dampaknya bisa berbeda-beda pada setiap orang.
“Kandungan lemak yang kita makan berdampak pada berapa lama partikel LDL berada dalam aliran darah kita, jadi sebagian efeknya dimediasi melalui kandungan lemak pada telur,” kata Gregory Katz pakar jantung dari NYU Grossman School of Medicine.
Lalu, berapa banyak telur yang bisa dimakan saat kolesterol tubuh tinggi?
Kebanyakan orang sehat boleh makan 1 – 2 butir telur per hari. Selama telur tersebut merupakan bagian dari pola makan bergizi secara keseluruhan.
Jessica Gelman pakar diet di Englewood Health dan Mount Sinai Hospital merekomendasikan orang-orang memanfaatkan berbagai sumber protein tanpa lemak sehingga tidak terlalu bergantung pada telur.
Juga, pertimbangkan sarapan yang menyehatkan jantung dan kaya serat seperti orak-arik sayuran yang dimasak dengan minyak zaitun dengan tambahan roti gandum dan buah.
Jika seseorang memiliki kolesterol tinggi, dia tidak perlu menghindari telur. Meskipun telur memiliki jumlah kolesterol dan lemak yang lebih tinggi, makanan ini telur juga merupakan bagian dari pola makan sehat.
Dia juga perlu mempertimbangkan untuk mengurangi sumber lemak jenuh dan lemak trans serta kolesterol dalam makanan dan dalam hal ini yang terbaik adalah membatasi konsumsi telur hingga 4-5 butir per minggu.
Hal ini juga berlaku bagi orang yang memiliki kelebihan berat badan, obesitas, atau faktor risiko penyakit jantung lainnya.
Beberapa individu juga secara genetik cenderung memiliki kadar kolesterol darah tinggi seperti orang dengan kelainan genetik hiperkolesterolemia familial atau pembawa varian gen APOE4, sehingga perlu berkonsultasi dulu dengan dokter atau tenaga kesehatan terkait konsumsi telur. (ant/saf/ipg)