Achmad Baidowi Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengungkapkan, salah satu program unggulan Ganjar Pranowo-Mahfud MD Pasangan Calon Presiden Nomor Urut 3 pada Pilpres 2024 yaitu Dana Guru Ngaji.
Menurut politikus yang akrab disapa Awiek, itu merupakan keberlanjutan dari program Ganjar Pranowo waktu masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.
“PPP meminta Ganjar Pranowo-Mahfud MD mengalokasikan APBN untuk insentif guru keagamaan setiap tahunnya. Keberhasilan Ganjar Pranowo di Jawa Tengah dalam mengangkat derajat guru keagamaan harus bisa diberlakukan secara nasional,” ujarnya, Selasa (28/11/2023), di Jakarta.
Berdasarkan data yang dipegang Awiek, Ganjar mengalokasikan anggaran Rp247 miliar melalui APBD Provinsi Jawa Tengah per tahun untuk insentif guru keagamaan baik muslim maupun nonmuslim.
Pemberian insentif guru keagamaan tersebut merupakan bentuk penghargaan kepada guru-guru informal seperti guru mengaji, guru madrasah diniyyah yang selama ini tidak mendapatkan perhatian negara.
Padahal, mereka mendidik generasi muda melalui penanaman akhlak, moral, budi pekerti untuk membentuk pribadi yang berintegritas.
Tapi, Anggota Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud menyadari program Ganjar di Jawa Tengah itu bisa berlaku nasional kalau calon yang diusung memenangi pertarungan Pilpres 2024.
“Itu memang kami titipkan dari awal ke Ganjar-Mahfud. Itu inisiasi dari PPP,” ungkap Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI itu.
Pada hari pertama putaran kampanye di Sabang, Aceh, Mahfud MD Calon Wakil Presiden berjanji meningkatkan kesejahteraan guru mengaji dan tenaga pendidik keagamaan lain, agar bisa setara dengan guru lain.
“Kami sudah mencantumkan program unggulan untuk Aceh, yaitu Program Unggulan Guru Ngaji. Program itu akan menghitung secara cermat, menyediakan secara sungguh-sungguh dana untuk para Ustaz,” katanya.
Dengan meningkatnya kesejahteraan bagi guru ngaji, Mahfud yakin program itu akan berkontribusi pada pembangunan moral dan karakter anak-anak Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
Sementara itu, Profesor Kacung Marijan Pengamat Politik dari Universitas Airlangga mendorong semua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden memahami akar masalah di dunia pendidikan sebelum menggelontorkan program-program.
Termasuk komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan guru mengaji dan guru agama lain.
“Ya, saya melihatnya positif. Hanya, semua calon harus memahaminya secara komprehensif, tidak parsial,” ucapnya.
Dia melanjutkan, isu pendidikan sangat kompleks. Sehingga, perlu komitmen serius untuk membenahi sistem pendidikan di Indonesia.
“Mulai kualitas pendidikannya, sarana prasarana yang terbatas, sampai kualitas pendidik nya juga terbatas,” tambahnya.
Maka dari itu, kalau para pasangan capres berani bicara kesejahteraan para guru, dia berharap bukan hanya guru agama saja.
Menurutnya, para pasangan capres perlu melihat keadaan di lapangan, seperti apa ‘Pahlawan Tanda Jasa’ bekerja, mengabdikan diri pada bangsa. Lalu, mendengar cerita dan harapan para guru supaya melahirkan kebijakan yang berkelanjutan.
Dalam hal kontestasi dan elektoral, isu pendidikan dan kesejahteraan guru menjadi hal yang seksi lantaran melibatkan jutaan orang.
Lebih lanjut, dia mendorong para calon pemimpin nasional bukan sekadar melempar janji. Tapi, menepatinya begitu mereka berkuasa.
“Siapa pun pemenangnya, ya memang harus berusaha merealisasikan janjinya,” pungkas Profesor Kacung.(rid/ipg)