Jumat, 22 November 2024

Pemkot Surabaya Normalisasi Sungai Hingga Siagakan Satgas Reaksi Cepat Jelang Musim Hujan

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Ilustrasi hujan di kota besar. Foto: Grafis suarasurabaya.net

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah melakukan persiapan mulai normalisasi sungai, pembangunan saluran, hingga menyiagakan tim satuan tugas Unit Reaksi Cepat (URC) menjelang musim hujan.

Windo Gusman Prasetyo Kepala Bidang (Kabid) Drainase Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, mengatakan ada 1.480 satgas yang disiagakan untuk menanggulangi genangan saat hujan.

“Untuk persiapan tenaga satgas di saat musim hujan, kami menyiapkan Unit Reaksi Cepat. Di mana saat ada kendala musim hujan atau kendala pada saluran, TRC bisa langsung cepat menangani sumbatan-sumbatan yang terjadi karena sampah, kayu dan sebagainya,” kata Windo, Sabtu (25/11/2023).

Sementara persiapan antisipasi lain dilakukan sejak bulan April 2023, yaitu normalisasi drainase atau saluran primer, sekunder dan tersier.

“Kita lakukan normalisasi menggunakan alat berat maupun tenaga satgas. Jadi normalisasi kita maksimalkan karena sangat penting. Memang laju sedimentasi saluran cukup besar, karena Surabaya berada di daerah dataran rendah, jadi kita harus rutin melakukan normalisasi,” ujarnya.

Total ada 320 lokasi yang sudah dinormalisasi, memakai alat berat di sekitar 95 lokasi dan memakai tenaga satgas, 225 lokasi.

“Selain itu kita juga melaksanakan pembangunan saluran yang sudah kami rencanakan di tahun 2023. Untuk tahun 2022, alhamdulillah pembangunan saluran di beberapa titik sudah bisa untuk menangani genangan yang sering terjadi di beberapa tahun kemarin,” jelasnya.

Sementara pembangunan saluran yang sebelumnya menyasar Surabaya Selatan, sekarang bergeser ke utara, timur, dan barat.

“Untuk tahun ini kita cenderung melakukan pembangunan di sisi utara timur Kota Surabaya. Seperti di daerah Wonosari, Bulak Banteng, Sidotopo, Kedinding Lor dan sekitarnya. Di wilayah tersebut memang pemukiman sangat padat dan genangan cukup banyak titik-titiknya. Barat ada Manukan Tandes karena topografi naik turun,” terangnya.

DSDABM, lanjutnya, juga mengoptimalkan 75 lokasi rumah pompa yang tersebar di Kota Surabaya.

“Karena sekitar 80 persen topografi Surabaya memang dataran rendah. Dengan adanya rumah pompa, maka aliran air lebih cepat mengalir ke laut atau ke sungai,” katanya.

Windo berharap upaya ini bisa mengurangi genangan lebih dari separuh wilayah di Kota Surabaya.

“Kami harap hujan di tahun 2023-2024 ini bisa mengurangi genangan yang ada. Paling tidak itu hampir lebih dari 50 persen bisa mengurangi genangan di wilayah tersebut,” imbuhnya. (lta/bil/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs