Benjamin Netanyahu Perdana Menteri Israel pada Kamis (23/11/2023) kemarin mengatakan akan melanjutkan perang melawan Hamas usai membebaskan para sandera yang ditahan di Jalur Gaza.
“Setelah ini Israel akan terus melanjutkan tujuannya, untuk menumpas Hamas, karena Hamas telah berjanji akan melakukan hal ini lagi dan lagi dan lagi.” ujar Netanyahu dilansir Antara, Jumat (24/11/2023).
Hal ini disampaikan Netanyahu kepada David Cameron Menteri Luar Negeri Inggris saat membahas mengenai tantangan dalam mencapai kesepakatan pembebasan sandera Israel,
“Kami berharap dapat mengeluarkan para sandera, ini bukan tanpa tantangan, tetapi kami harus. Kami berharap tahap pertama ini berhasil dan kami bertekad mengeluarkan semua sandera,” katanya.
Sementara itu, Cameron mengutarakan harapannya agar langkah jeda kemanusiaan antara Israel dan Hamas ini akan menjadi “peluang untuk mengeluarkan sandera dan memberikan bantuan ke Gaza”.
“Saya pikir ini sebuah kesempatan untuk mengeluarkan sandera dan memberikan bantuan ke Gaza. Tidak ada alasan untuk penyanderaan seperti ini. Semua sandera harus dibebaskan,” kata dia.
“Saya berharap semua yang bertanggung jawab dan berada di belakang kesepakatan ini dapat mewujudkannya, untuk melegakan keluarga, termasuk, tentu saja ada warga negara Inggris yang menjadi sandera. Dan untuk itu, mari berharap hal ini dapat berjalan mulus.” tambahnya.
Pada kamis sebelumnya, Qatar mengatakan perjanjian jeda kemanusiaan antara Israel dengan Hamas di Jalur Gaza akan dimulai pada hari ini pukul 10 pagi waktu setempat (12.00 WIB).
“Kelompok pertama sandera warga sipil akan ditukar pada Jumat pukul 4 sore,” ujar Majed al-Ansari juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar dalam konferensi pers di Doha.
Dia mengatakan 50 sandera akan dibebaskan dalam empat hari.
“Kelompok sandera ini termasuk 13 wanita dan anak-anak,” tambah al-Ansari.
Lebih lanjut, Israel memperkirakan sekitar 239 warganya yang ditahan oleh Hamas menyusul serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina itu pada 7 Oktober.
Serangan itu dibalas Israel dengan operasi militer darat dan udara tanpa henti di Jalur Gaza yang menewaskan 14.854 warga Palestina, termasuk di antaranya 6.150 anak-anak dan lebih dari empat ribu wanita. Sedangkan korban Israel yang meninggal mencapai 1.200 jiwa menurut data resmi. (ant/feb/iss)