Sabtu, 23 November 2024

Kadin Jatim Minta Pemerintah Insentifikasi Lahan Tebu untuk Tingkatkan Produksi Gula

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Adik Dwi Putranto Ketua Kadin Jatim waktu ditemui di Dyandra Convention Centre saat pameran alat pertanian Sugarex Indonesia, Rabu (22/11/2023). Foto: Wildan suarasurabaya.net Adik Dwi Putranto Ketua Kadin Jatim waktu ditemui di Dyandra Convention Centre saat pameran alat pertanian Sugarex Indonesia, Rabu (22/11/2023). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Adik Dwi Putranto Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur mendorong pemerintah supaya melakukan insentifikasi lahan tebu untuk meningkatkan produksi gula.

Insentifikasi yang dimaksud adalah memaksimalkan lahan tebu yang ada sekarang untuk meningkatkan produksi gula nasional.

“Saat ini lahan untuk perkebunan gula ada 500 ribu hektare. Modalnya 500 ribu hektare keluarnya (produksi gula) cuma dua juta sekian. Kok bisa ya?,” kata Adik waktu ditemui di Dyandra Convention Centre, Surabaya, Rabu (22/11/2023).

Kata Andik menurut data Asosiasi Industri Gula, kondisi ini berbanding terbalik pada tahun 1930 bahwa Indonesia pernah menjadi produsen tebu terbesar dan eksportir gula terbesar di dunia.

“Kalau tadi saya sebutkan 500 hektare artinya bisa berlebih produksi gula dalam negeri tidak perlu impor. Karena kebutuhan gula konsumsi dalam negeri tiga juta sekian,” imbuhnya.

Padahal pada periode 1930-an lahan perkebunan tebu di Indonesa hanya 200 hektare saja. Maka dari itu Adik meminta pemerintah supaya melakukan intensifikasi lahan tebu yang ada sekarang.

“Sementara pemerintah sudah sibuk mau ekstensifikasi, artinya mau nambah lahan. Sekitar 700 ribu hektar lah,” ujarnya.

Adik mengatakan tahun 2013 lalu, Indonesia mengalami surplus dan melakukan ekspor gula ke luar negeri. Namun tahun 2023 ini kondisi produksi gula mengalami kekurangan.

Perlu adanya riset untuk intensifikasi lahan tebu yang ada saat ini. Riset itu meliputi pengolahan lahan, penggunaan pupuk, hingga pemanfaatan teknologi yang tepat.

“Sehingga dengan adanya teknologi terbaru ini maka diharapkan produksi gula di Indonesia kembali membaik,” terangnya.

Sekedar diketahui, pernyataan Adik disampaikan waktu menghadiri pemeran berbagai alat pertanian Sugarex Indonesia, di Dyandra Convention Centre. Yang diselenggarakan oleh PT Fireworks Indonesia bekerjasama dengan Kadin Jatim.

Sementara itu Susan Tricia Direktur Utama PT Fireworks Indonesia menyebut pameran ini diikuti 87 peserta dari 7 negara dengan berbagai macam teknologi penunjang pertanian tebu yg dihadirkan di pameran hari ini.

“Perkiraan produksi gula di Indonesia dapat berubah dari tahun ke tahun. Pada 2021, Indonesia memproduksi sekitar 2,45 juta ton gula, dan angka ini dapat bervariasi tergantung pada faktor- faktor seperti cuaca, kebijakan pemerintah, dan kondisi ekonomi,” kata Susan Tricia.(wld/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs