Jumat, 22 November 2024

Polisi Jelaskan Kericuhan hingga Penembakan Gas Air Mata yang Terjadi di Stadion Joko Samudro Gresik

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Pertandingan Gresik United vs Deltras Sidoarjo berakhir dengan bentrok antara suporter dengan aparat kepolisian di luar Stadion Gelora Joko Samudro (GJOS), Minggu (19/11/2023) sore. Foto: Istimewa

Kericuhan antara suporter dan aparat kepolisian terjadi di Stadion Gelora Joko Samudro (GJOS), Gresik pada Minggu (19/11/2024) sore.

Peristiwa itu terjadi setelah pertandingan Liga 2 antara tuan rumah Gresik United dengan Deltras Sidoarjo yang berakhir dengan skor 1-2.

Iptu Wiwit Mariyanto Kasi Humas Polres Gresik menyatakan, kericuhan terjadi karena suporter tim tuan rumah kecewa dengan hasil pertandingan.

“Kemudian penonton bubar dari lapangan, keluar semua, sudah tidak ada permasalahan. Lalu di luar (stadion) itu ada sebagian penonton yang kecewa dengan kekalahan itu,” kata Wiwit kepada suarasurabaya.net.

Setelah pertandingan selesai, diperkirakan ratusan hingga ribuan Ultras Gresik, sebutan suporter Gresik United, ingin menemui manajemen klub di ruang VIP. Namun niat itu tidak terpenuhi.

Kata Wiwit, di lokasi tersebut sudah ada sejumlah aparat polisi yang berjaga. Pihak polisi kemudian memberi penjelasan kepada suporter bahwa tidak bisa bertemu dengan manajemen tim hari ini.

Pihak suporter diberitahu bahwa bisa menemui manajemen di kantor Gresik United pada Senin (20/11/2023). Namun suporter tetap bersikukuh untuk bertemu hari ini.

“Di situ mereka tidak mau, pokoknya ingin bertemu dengan manajemen tim,” jelas Wiwit.

Tak lama berselang, kericuhan pun dimulai. Kata Wiwit, ada salah satu oknum suporter yang memprovokasi dan melempar batu ke arah aparat polisi.

“Di parkiran sepeda itu kan tepatnya batu-batuan, dilemparlah dari bawah itu,” jelasnya.

Sejumlah suporter dan polisi menjadi korban dari bentrok di luar Stadion Gelora Joko Samudro di Gresik pada Minggu (19/11/2023) sore. Foto: Istimewa

Setelah pelemparan itu situsasi semakin tidak kondusif. Aparat yang kalah jumlah dengan massa suporter kemudian melakukan tindakan tegas terukur. Yakni penembakan gas air mata.

“Ini kalau kita bertahan terus, jumlah personelnya kalah dengan penonton beringas yang seperti itu. Akhirnya diberikan tindakan terukur itu tadi, tembakan gas air mata,” imbuh Wiwit.

Akibat bentrok antara suporter dan aparat polisi ini, sebanyak enam polisi dilarikan ke rumah sakit.

“Ada Pak KabagOps, ada dari Polda, kemudian dari pihak Pak KabagOps langsung dibawa ke rumah sakit, dari Polda juga dibawa ke rumah sakit,” ujarnya.

Dari foto dan video yang dihimpun suarasurabaya.net, juga ditemui sejumlah suporter yang mengalami luka-luka. Namun untuk jumlah dan kondisinya belum terkonfirmasi.

“Belum bisa menyampaikan dari pihak suporter karena belum ada laporan ke pihak kami,” tandas Wiwit. (wld/saf/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs