Jumat, 22 November 2024

47 Warga di Gaza Selatan Meninggal Akibat Serangan Israel

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Seorang pria duduk termenung di reruntuhan bangunan rumahnya yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza pada 4 November 2023. Foto: Xinhua

Disampaikan oleh petugas medis setempat, serangan udara Israel ke sejumlah kawasan permukiman di Jalur Gaza selatan pada Sabtu (18/11/2023) memakan korban dengan 47 warga Palestina meninggal dunia.

Insiden mematikan tersebut terjadi setelah Israel memperingatkan warga sipil agar meninggalkan wilayah yang menjadi target serangan mereka berikutnya itu. Dengan dalih menumpas Hamas, serangan Israel telah beralih ke selatan setelah menghancurkan Gaza bagian utara.

Perlu diektahui, pada Sabtu (7/10/2023) kelompok perlawanan Palestina menyusup dan menyerang Israel secara mendadak, yang kemudian dibalas oleh Israel dengan menyerang habis-habisan Gaza, wilayah kantung Palestina yang diblokade sejak 2005.

“Menerima foto dan rekaman mengerikan tentang puluhan orang yang tewas dan terluka di sekolah @UNRWA lain yang menampung ribuan pengungsi di Jalur Gaza utara,” tulis Philippe Lazzarini Komisaris Jenderal UNRWA di media sosial X dilansir Antara.

“Serangan-serangan ini tidak boleh menjadi hal biasa, harus dihentikan. Gencatan senjata kemanusiaan tak bisa menunggu lebih lama lagi.”

Hingga saat ini Militer Israel belum berkomentar. Namun seorang juru bicara Hamas di Gaza mengatakan 200 orang meninggal atau terluka.

Sebelumnya Palestina menuding Israel memaksa staf, pasien, dan pengungsi agar meninggalkan Rumah Sakit Al Shifa di Gaza utara dan membiarkan mereka melakukan perjalanan berbahaya ke selatan dengan berjalan kaki. Namun, tudingan tersebut dibantah Israel, yang mengatakan bahwa evakuasi itu bersifat sukarela.

Sementara pasukan Israel menduduki RS terbesar di Jalur Gaza itu awal pekan ini dengan dalih bahwa di bawah gedungnya terdapat pusat komando Hamas.

Serangan Beralih ke Selatan

Israel pada Jumat (17/111/2023) mendesak warga Palestina untuk pergi dari Khan Younis di ujung selatan Jalur Gaza, karena pasukannya akan merangsek ke dalam kota itu untuk mengusir pejuang Hamas.

Desakan itu mengisyaratkan bahwa Israel akan segera melakukan serangan darat di Gaza selatan.

Namun, situasi tersebut bisa membuat ratusan ribu warga Palestina, yang mengungsi ke wilayah itu dari utara sejak perang meletus, terpaksa mengungsi lagi.

Ditambah dengan jumlah penduduk Khan Younis yang mencapai lebih dari 400.000 jiwa, kondisi itu akan semakin memperparah krisis kemanusiaan yang terjadi Gaza.

Serangan Israel di selatan mungkin akan lebih rumit dan lebih mematikan ketimbang di utara karena milisi Hamas menguasai daerah Khan Younis, kata sumber keamanan dan mantan pejabat Israel.

Serangan Udara

Pada Sabtu malam, 26 warga Palestina tewas dan 23 lainnya terluka akibat serangan udara Israel ke dua apartemen bertingkat di kawasan padat penduduk Khan Younis.

Warga bernama Eyad Al-Zaeem mengaku kehilangan bibi beserta anak dan cucunya dalam serangan udara itu. Dia mengatakan mereka semua mengungsi dari Gaza utara atas perintah Israel, tetapi malah kehilangan nyawa di sana, yang disebut Israel sebagai tempat yang aman.

“Mereka semua syahid. Mereka tidak ada kaitannya dengan perlawanan (Hamas),” kata Zaeem di luar kamar mayat RS Nasser di Khan Younis.

Di RS tersebut, 26 jenazah dibaringkan sebelum diambil keluarga masing-masing untuk dimakamkan.

Otoritas kesehatan menyampaikan, beberapa kilometer ke utara, enam warga Palestina tewas ketika sebuah rumah dibom dari udara oleh Israel di Kota Deir Al-Balah. Serangan udara ketiga pada Sabtu petang menewaskan 15 warga Palestina di sebuah rumah di Khan Younis barat, dekat kamp pengungsi, menurut sejumlah saksi dan petugas medis. (ant/feb/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs