Jumat, 22 November 2024

Para Pemimpin APEC Berbeda Pandangan Soal Perang Ukraina dan Gaza

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Seorang warga berdiri di antara reruntuhan bangunan-bangunan yang hancur akibat serangan Israel di Kota Khan Younis di Jalur Gaza bagian selatan pada Minggu (12/11/2023). Foto: Antara Seorang warga berdiri di antara reruntuhan bangunan-bangunan yang hancur akibat serangan Israel di Kota Khan Younis di Jalur Gaza bagian selatan pada Minggu (12/11/2023). Foto: Antara

Para pemimpin anggota Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) berbeda pandangan atas perang di Ukraina dan Gaza setelah pertemuan puncak dua hari yang digelar di San Francisco, Amerika Serikat, Jumat (17/11/2023).

Pernyataan yang dikeluarkan oleh ketua APEC tahun ini, Amerika Serikat, menyerukan kembali deklarasi para pemimpin APEC tahun lalu yang mengatakan bahwa “sebagian besar” anggota APEC “mengutuk keras agresi terhadap Ukraina,” demikian pernyataan ketua APEC 2023 dikutip Antara dari situs Sekretariat APEC.

“Sebagian besar anggota mengutuk keras agresi terhadap Ukraina dan menggarisbawahi perlunya mencapai perdamaian yang adil dan abadi berdasarkan prinsip-prinsip Piagam PBB, termasuk integritas wilayah, kedaulatan, dan kemerdekaan politik Ukraina,” kata pernyataan itu.

“Kami sangat prihatin … dan menekankan bahwa ini menyebabkan penderitaan besar bagi manusia dan memperburuk kerentanan yang ada dalam perekonomian global – menghambat pertumbuhan, meningkatkan inflasi, mengganggu rantai pasokan, meningkatkan kerawanan energi dan pangan, serta meningkatkan risiko stabilitas keuangan,” demikian pernyataan tersebut.

Pernyataan tersebut juga menyebutkan bahwa para pemimpin bertukar pandangan mengenai krisis Gaza. Para pemimpin, termasuk AS, menyampaikan posisinya masing-masing. Sejumlah pemimpin juga menyampaikan pesan persatuan pada KTT Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh, Arab Saudi pada 11 November 2023.

Sejumlah pemimpin menyatakan keberatan dengan dimasukkannya pembahasan ini dalam Deklarasi APEC 2023 dengan alasan “mereka tidak menganggap APEC adalah sebuah forum untuk membahas isu-isu geopolitik.”

Setelah Pertemuan Para Pemimpin APEC, Indonesia, Brunei, dan Malaysia kemudian merilis pernyataan bersama yang menyatakan keprihatinan mendalam mereka atas penderitaan dan dampak buruk dari seluruh perang dan konflik yang terjadi di seluruh dunia.

Pernyataan yang dirilis “untuk memberikan refleksi yang lebih baik dan adil mengenai diskusi mengenai bencana kemanusiaan di Gaza selama Pertemuan Para Pemimpin ke-30 APEC,” demikian bunyi pernyataan tersebut.

Ketiga negara tersebut menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera, tahan lama, dan berkelanjutan di Jalur Gaza, serta penyediaan barang dan jasa yang penting bagi warga sipil di seluruh wilayah Jalur Gaza.

APEC beranggotakan 21 ekonomi, meliputi Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, China, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Filipina, Peru, Papua Nugini, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, AS, dan Vietnam.(ant/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs