Yair Lapid pemimpin oposisi Israel mendesak Benjamin Netanyahu untuk mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Israel karena dinilai tidak becus menangani konflik dengan Hamas kelompok perlawanan Palestina.
“Netanyahu perlu mundur sekarang di tengah pertempuran, karena pemerintahan ini tidak berfungsi,” ujar Lapid kepada Channel 12 Israel yang dikutip Antara, Kamis (16/11/2023).
Lapid juga menambahkan bahwa Israel membutuhkan perubahan. “Netanyahu tidak bisa terus menjadi PM,” katanya.
Menurutnya, Israel tidak bisa menghadapi perang berkepanjangan dengan pemimpin yang tidak dapat dipercaya masyarakat.
Lapid menyatakan bahwa Yesh Atid, partai yang dia dirikan, kemungkinan bergabung dalam pemerintahan rekonstruksi nasional dengan Partai Likud. Dia menekankan kalau Netanyahu tidak boleh memimpin.
Menurut jajak pendapat terbaru, 66 persen warga Israel menginginkan pemilu digelar lebih awal usai konflik Gaza, yang meletus setelah Hamas melakukan serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.
Sejak itu, Israel tanpa henti membombardir Jalur Gaza, wilayah kantung Palestina, yang memakan korban jiwa sedikitnya 11.500 warga Palestina, di mana lebih dari separuhnya adalah perempuan dan anak-anak. Ribuan gedung, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja juga telah rusak.
Sementara menurut data resmi per Jumat (10/11/2023), korban meninggal di pihak Israel mencapai 1.200 orang.
Dewan Keamanan PBB sebelumnya pada Rabu (15/11/2023), telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan pembebasan segera semua sandera oleh Hamas dan memperluas koridor kemanusiaan mendesak di seluruh Jalur Gaza, untuk menyelamatkan dan melindungi warga sipil. (ant/and/bil/ham)