Joe Biden Presiden Amerika Serikat (AS) dalam konferensi pers setelah menemui Xi Jinping Presiden China, mengatakan tak tahu sampai kapan konflik di Gaza akan berlangsung.
“Kapan (operasi Israel) ini akan berhenti? Saya kira ini akan berhenti ketika Hamas tidak lagi punya kapasitas untuk melakukan pembunuhan dan pelecehan dan hanya melakukan hal-hal mengerikan terhadap Israel,” kata Biden di San Fransisco, California, AS, Kamis (16/11/2023), seperti dilansir Antara dari kantor berita Anadolu.
Dia juga menyampaikan kalau sudah memberitahu Benjamin Netanyahu Perdana Menteri (PM) Israel pada Rabu (15/11/2023) kemarin, bahwa solusi dua negara adalah jawaban akhir dari konflik.
“Saya sudah menjelaskan kepada Israel, kepada Bibi (Netanyahu) dan kabinet perangnya, saya kira satu-satunya jawaban akhir dalam hal ini adalah solusi dua negara. Itu nyata,” kata Biden di San Fransisco, California, dilansir Antara Kamis (16/11/2023).
dalam konferensi pers setelah bertemu Xi Jinping Presiden China, dia menambahkan dirinya tidak tahu sampai kapan konflik di Gaza akan berlangsung.
Presiden ke-46 AS ini juga mengatakan dirinya melakukan segala upaya untuk mengeluarkan para sandera dari Gaza, sembari menekankan bahwa hal itu tidak berarti bahwa dia mengirimkan pasukan AS ke sana.
Sedangkan untuk serangan di Jalur Gaza yang per Kamis ini telah memasuki hari ke-40, Biden mengakui tetap teguh mendukung Israel.
Diketahui, Israel telah meluncurkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak kelompok perlawanan Hamas Palestina melancarkan serangan kejutan pada 7 Oktober 2023 lalu.
Sebelumnya, kantor media pemerintah di Gaza pada Rabu kemarin mengumumkan jumlah korban meninggal akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober telah meningkat menjadi 11.500 orang, termasuk 4.710 diantaranya adalah anak-anak, dan 3.160 perempuan.
“Jumlah korban tewas dari petugas medis telah mencapai 200,” ungkapnya dalam sebuah pernyataan di Telegram.
Lebih lanjut, pihaknya juga menyatakan bahwa 22 personel pertahanan sipil dan 52 jurnalis juga telah meninggal, sementara jumlah korban luka-luka telah mencapai 29.800 orang, dengan sekitar 70 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Tak hanya itu, ribuan bangunan termasuk rumah sakit, masjid dan gereja juga mengalami kerusakan hingga hancur akibat serangan udara dan darat tanpa henti oleh Israel. Di sisi lain, menurut angka resmi per Jumat (10/11/2023), jumlah korban yang meninggal di Israel mencapai 1.200 orang. (ant/feb/bil/ham)