Jumat, 22 November 2024

Israel Tolak Resolusi PBB untuk Perpanjang Jeda Kemanusiaan di Gaza

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Tenda dan tempat berlindung yang digunakan oleh pengungsi Palestina di halaman rumah sakit Al Shifa saat operasi darat Israel berlangsung di sekitar rumah sakit tersebut, di Kota Gaza (12/11/2023). Foto : Antara

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Israel pada, Rabu (15/11/2023), menolak resolusi yang disahkan oleh Dewan Keamanan PBB memperpanjang jeda dan koridor kemanusiaan di Gaza, Palestina.

Dalam sebuah pernyataan yang dikutip Antara dari surat kabar Haaretz, Kemenlu Israel mengatakan tidak akan ada perpanjangan jeda kemanusiaan selama para sandera masih ditahan oleh Hamas, kelompok perlawanan Palestina.

Gilad Erdan Duta Besar Israel untuk PBB juga menyebut resolusi itu tidak sesuai kenyataan, karena tidak mengutuk Hamas atas serangan yang dilancarkan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Sebelumnya, Dewan Keamanan PBB pada hari, Rabu (15/11/2023), mengadopsi rancangan resolusi yang menyerukan perpanjangan segera jeda dan koridor kemanusiaan di seluruh Gaza.

Sebanyak 12 negara memberikan suara mendukung resolusi yang dipelopori oleh Malta, sementara Amerika Serikat, Inggris, dan Rusia menyatakan abstain dalam pemungutan suara itu.

Resolusi tersebut juga menyerukan pembebasan seluruh sandera, terutama anak-anak, yang ditahan oleh Hamas dan kelompok pejuang Palestina lainnya.

Sebelumnya, Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza, sebagai balasan atas serangan kejutan oleh Hamas.

Salah satu kantor media pemerintah di Gaza pada Rabu mengumumkan, bahwa jumlah korban meninggal akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah meningkat menjadi 11.500, termasuk 4.710 anak-anak dan 3.160 perempuan.

“Jumlah korban jiwa petugas medis telah mencapai 200 orang,” kata kantor media tersebut dalam sebuah pernyataan di Telegram.

Lebih lanjut, dikatakan bahwa 22 personel pertahanan sipil dan 51 jurnalis juga meninggal, sementara yang terluka mencapai 29.800 orang, dengan sekitar 70 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja, juga rusak atau hancur akibat serangan udara dan darat yang tiada henti dari Israel terhadap wilayah yang terkepung tersebut itu.

Sementara itu, korban meninggal di Israel tercatat sekitar 1.200 warga, menurut angka resmi hingga Jumat (10/11/2023) lalu. (ant/and/bil/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs