Jumat, 22 November 2024

Surabaya Jadi Kota Percontohan Program Kerja Forum Ramah Anak Dunia

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menandatangani RKT CFCI Unicef, Selasa (14/11/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menandatangani RKT CFCI Unicef di Balai Pemuda Alun-Alun Kota Surabaya, Selasa (14/11/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Kota Surabaya jadi yang pertama di Indonesia sebagai percontohan program kerja tahunan Child Friendly Cities Initiatives (CFCI), forum kota ramah anak tingkat dunia.

Itu ditandai dengan penandatanganan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Program CFCI United Nations Children’s Fund (Unicef) dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, Surabaya siap jadi anggota CFCI nantinya, berkaca pada predikat Kota Layak Anak tingkat Utama yang berhasil diraih tujuh kali berturut-turut.

“Jadi kita tanda tangan dengan CFCI berharap Surabaya jadi kota ramah anak secara internasional. Kalau predikat (tertinggi) paripurna (skor harus) 901 kita (hanya) 900 kurang 1 angka. Sebenarnya bukan itu tujuannya. Tapi, karena kami berharap Surabaya ini mengutamakan hak anak. Kita ini hanya menjaga rumah ini untuk anak kita. Ayo berjibaku menyiapkan kota di masa depan. Insyaallah nanti akan dipandu Unicef menjadi Kota Layak Anak,” beber Eri usai penandatanganan di Balai Pemuda Alun-Alun Kota Surabaya, Selasa (14/11/2023).

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya usai penandatanganan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Program CFCI Unicef dengan Pemkot Surabaya di Balai Pemuda Alun-Alun Kota Surabaya, Selasa (14/11/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya usai penandatanganan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Program CFCI Unicef dengan Pemkot Surabaya di Balai Pemuda Alun-Alun Kota Surabaya, Selasa (14/11/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Pemkot berkomitmen, akan melakukan langkah-langkah yang cepat dan tepat menangani kasus berkaitan dengan anak.

“Unicef mengatakan ada hal apapaun itu terjadi di kota ramah anak di luar negeri. Tapi bagaimana langkah yang dilakukan di pemkot itu yang dijadikan kota ramah anak. Itu jadi komitmen kami,” terangnya.

Setelah penandatanganan ini, sambungnya, pemkot akan memfokuskan langkah-langkah Surabaya sebagai kota ramah anak.

“Akan buat modul barengan dengan Unicef, Bappenas, puspaga di Balai RW, sinau di Balai RW, sehingga anak Surabaya berani berpendapat, berani komitmen dan tidak ada bullying,” tambahnya.

Ia berharap, upaya menjalankan program kerja CFCI ini bisa mengantar Surabaya mendapat predikat paripurna sekaligus jadi anggota CFCI.

“Iya. Menteri (PPA) menyampaikan kita berturut-turut dan nilai kita paling tinggi se-Indonesia. Yang saya bangun sekarang, merubah SDM-nya, kader, RT/RW, merubah mindset bahwa anak-anak future leader maka sediakan tempat kesempatan untuk mereka. Termasuk diikutkan Musrenbang,” imbuhnya.

Sementara Tubagus Arie Rukmantara, Kepala kantor Unicef Perwakilan Indonesia untuk Wilayah Jawa mengapresiasi, 829.348 anak Surabaya yang mendukung Surabaya naik kelas.

“Kenapa butuh setahun, Unicef jawab surat wali kota 12 Desember 2022, baru sekarang kita memberi jawaban proses dimulai karena ini harus meyakinkan berlanjut, bukan hanya keinginan dapat logo atau simbol atau trofi,” terangnya.

Arie yakin, Surabaya bisa menjadi kota yang ramah anak dan siap mendampingi.

“Ternyata 2014 lalu, Surabaya sudah berusaha jadi KLA. Baru dapat pratama terus nindya dan 2017 sampai sekarang kategori utama. Jadi kita percaya, kemungkinan keberlanjutan itu besar sekali. Jadi kalau CFCI kemungkinan berlanjut,” tandasnya. (lta/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs