Sabtu, 23 November 2024

TPN Ganjar-Mahfud Gunakan Putusan MKMK untuk Tegakkan Demokrasi

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ganjar Pranowo Bacapres dan Mahfud MD Bacawapres bersama partai pendukung, Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden (TPN GP) bersama ribuan relawan berkumpul di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Kamis (19/10/2023) untuk melakukan doa bersama sebelum mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk Pilpres 2024. Foto : Faiz Fadjarudin suarasurabaya.net

Andi Widjajanto Deputi Politik 5.0 Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud menyebut, pihaknya menggunakan putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) untuk menjaga dan menegakkan demokrasi berbangsa dan bernegara.

“Kami akan mengikuti arahan sesuai pidato Megawati Soekarnoputri Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan, yakni bagaimana menggunakan secercah cahaya dari putusan MKMK menjadi jalan untuk menjaga dan menegakkan demokrasi berbangsa dan bernegara,” kata Andi dilansir Antara, Minggu (12/11/2023).

Andi mengatakan, apa yang terjadi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 saat ini bisa dianalogikan seperti pertandingan sepak bola.

“Pada saat kita bersiap-siap menanti pertandingan sepak bola untuk melihat kesebelasan yang terbaik tampil, tapi ternyata timbul keraguan karena ada kejanggalan dalam praktik di lapangan soal pemain yang boleh turun bermain,” ungkapnya.

Menurutnya, ketika berkaca dari pidato Megawati tersirat keinginan agar keputusan MKMK menjadi titik awal dalam menghentikan upaya rekayasa hukum dan rekayasa konstitusi yang kasat mata mengandung nepotisme.

Andi menyampaikan, dalam putusan MKMK disebutkan bahwa Anwar Usman yang merupakan adik ipar Joko Widodo Presiden diduga melakukan pelanggaran etik berat dengan “meloloskan” Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wakil presiden.

“Ketika peserta pemilu kehilangan tim wasit yang adil, maka dapat dipastikan pertandingannya sudah pasti tidak fair. Dampaknya penonton atau rakyat akan kecewa karana pertandingan tidak fair,” ungkapnya.

Andi menambahkan bahwa dalam pidatonya, Presiden ke-5 Indonesia itu ingin menyampaikan pesan nurani yang idealis tentang apa yang dulu pernah dilakukan tahun 1997-1998 hingga sekarang.

“Kita harus kembali ke cita-cita reformasi. Kita harus menguatkan kembali perjuangan reformasi,” ungkap Andi. (ant/and/saf/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs