Jumat, 22 November 2024

Reaksi Alergi Makanan Bisa Meningkatkan Risiko Kematian Akibat Kardiovaskular

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Reaksi tubuh terhadap karena alergi makanan berkaitan dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung. Foto: Mayo Clinic

Studi terbaru dalam The Journal of Allergy and Clinical Immunology mengemukakan, reaksi sistem kekebalan tubuh karena alergi makanan ada kaitannya dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung atau kardiovaskular.

Dilaporkan laman Medical Daily, Jumat (10/11/2023) antibodi terhadap alergen tertentu, khususnya susu sapi, dapat secara signifikan meningkatkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi buruk terhadap jenis makanan tertentu, salah mengira makanan tersebut berbahaya. Untuk mengatasi ancaman yang dirasakan dari alergen, sistem kekebalan melepaskan antibodi yang disebut imunoglobulin E (IgE), yang dilansir oleh Antara.
Orang yang sensitif terhadap makanan dapat mengalami gatal-gatal, mengi, bengkak, dan masalah pencernaan seperti sakit perut, mual, muntah, dan diare setelah terpapar alergen. Pada beberapa orang, alergi makanan dapat menyebabkan anafilaksis, suatu reaksi yang mengancam jiwa.
“Kami terkejut dengan temuan ini karena sangat umum terdapat IgE dalam makanan dan sebagian besar orang tidak menunjukkan gejala apa pun saat mereka mengonsumsi makanan tersebut,” kata penulis utama studi Corinne Keet, dari Departemen Pediatri UNC.
Kaitan terkuat dengan kematian kardiovaskular terlihat pada orang yang memiliki antibodi namun terus mengonsumsi makanan tersebut secara teratur. Meskipun risiko tertinggi dikaitkan dengan susu sapi, alergen lain seperti kacang tanah dan udang juga berbahaya.
“Meskipun respons ini mungkin tidak cukup kuat untuk menyebabkan reaksi alergi akut terhadap makanan, namun bisa saja menyebabkan peradangan dan lama kelamaan menyebabkan masalah seperti penyakit jantung,” kata Jeffrey Wilson peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Virginia.

Tim peneliti meninjau data dari 4.414 orang dewasa yang berpartisipasi dalam Survei Kesehatan dan Pemeriksaan Nasional (NHANES) dan 960 peserta di situs Studi Multi-Etnis Aterosklerosis (MESA) Wake Forest.

Mereka mengukur IgE total dan spesifik peserta terhadap alergen, termasuk susu sapi, telur, kacang tanah, udang, alpha-gal, tungau debu, dan rumput timothy. Selama penelitian, 285 orang meninggal karena penyakit kardiovaskular.

Peserta yang memiliki antibodi IgE terhadap setidaknya satu makanan, terutama yang sensitif terhadap susu, dikaitkan dengan risiko kematian kardiovaskular yang jauh lebih tinggi.

Analisis lebih lanjut menunjukkan risiko yang signifikan di antara mereka yang rutin makan kacang tanah dan udang bahkan ketika mereka sensitif.

“Temuan ini tidak secara meyakinkan membuktikan bahwa antibodi makanan menyebabkan peningkatan risiko, namun penelitian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang menghubungkan peradangan alergi dan penyakit jantung,” sebut rilis penelitian itu. (ant/and/saf/ham)
Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs