Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), pada Sabtu (11/11/2023) menyatakan tidak ada lagi tempat aman di Kota Gaza.
“Tidak ada tempat aman, bahkan rumah sakit dan sekolah juga tidak aman,” tulis OCHA di X yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Dalam laporan Antara yang mengutip kantor berita Anadolu, Minggu (12/11/2023), OCHA juga menyerukan perlindungan bagi warga sipil dan infrastruktur sipil.
“Warga sipil dan fasilitas sipil harus selalu dilindungi. Infrastruktur dan layanan penting di Gaza mengalami kerusakan yang signifikan, sehingga mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk menjaga martabat mereka,” katanya.
OCHA menekankan bahwa 279 sekolah dan 135 fasilitas kesehatan, di mana banyak orang berlindung, terimba serangan Israel sehingga mengalami kerusakan.
Sementara Martin Griffiths kepala bantuan PBB dalam unggahan terpisah, menegaskan bahwa “tidak ada pembenaran atas tindakan perang di fasilitas layanan kesehatan, yang membuat fasilitas tersebut tidak memiliki aliran listrik, makanan dan air, serta penembakan terhadap pasien dan warga sipil yang berupaya menyelamatkan diri”
“Ini tidak masuk akal, (Israel) pantas dihukum dan (perang) harus dihentikan,” kata Martin di X.
“Rumah sakit harus menjadi tempat yang lebih aman dan mereka yang membutuhkan itu harus yakin bahwa rumah sakit adalah tempat berlindung dan bukan tempat perang,” imbuhnya.
Lebih dari satu bulan sejak Israel melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza secara terus menerus, termasuk rumah sakit, tempat tinggal dan tempat ibadah. Serangan Israel itu untuk merespons Hamas kelompok perlawanan Palestina yang meluncurkan serangan kejutan pada 7 Oktober 2023 lalu.
Sedikitnya 11.078 warga Palestina, termasuk 4.506 anak dan 3.027 perempuan, meninggal akibat agresi Israel. Sementara itu, jumlah korban meninggal di pihak Israel hampir mencapai 1.200 orang, menurut data resmi. (ant/bil/rid)