Suara dentuman meriam terdengar nyaring di Jalan Pahlawan, Kota Surabaya. Dentuman itu menandakan atraksi pertempuran 10 November 1945 dimulai, dalam Parade Surabaya Juang 2023 yang berlangsung sore ini, Minggu (5/11/2023).
Perang 10 November mementaskan peristiwa Ultimatum Inggris hingga penyerahan Bendera Merah Putih. Puluhan orang mengenakan baju pejuang dan seragam khas kolonial untuk mementaskan drama kolosal ini.
Pantauan suarasurabaya.net di Jalan Pahlawan, masyarakat Kota Surabaya nampak antusias menyaksikan drama kolosal sore ini. Bahu-bahu jalan di sepanjang Jalan Pahlawan dipenuhi anak sekolah hingga orangtua.
Parade Juang yang berlangsung sore ini menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat untuk mengisi waktu akhir pekan. Dalam parade juang ini Pemerintah Kota Surabaya menyajikan tiga atraksi perang.
Kata Wiwiek Widayati Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga, serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Sabtu (4/11/2023) kemarin, selain atraksi perang 10 November 1945 sepanjang parade, akan ada atraksi Pertempuran Mulyorejo, dan Pertempuran Kedung Klinter.
Pertempuran Mulyorejo bercerita tentang kegigihan warga Mulyorejo Surabaya, berjuang mempertahankan kemerdekaan melawan tentara Inggris.
Perlawanan yang sama juga akan dipentaskan dalam Pertempuran Kedung Klinter. Warga Kedung Klinter melawan keberadaan tentara Inggris.
Sementara itu Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya dalam pidatonya di sela atraksi 10 November, menyatakan, perang di erat saat ini adalah melawan kemiskinan, bebas dari stunting, dan mensejahterakan masyarakat melalui pendidikan.
“Mari arek-arek Suroboyo bersatu padu bergerak bersama pemerintag kota untuk menyelesaikan segala persoalan,” ucap Eri.
Untuk semakin memeriahkan nuansa kemerdekaan, Pemkot Surabaya juga menghadirkan berbagai kendaraan alitsista TNI AL, berbagai motor kuno, dan masyarakat yang mengenakan kebaya hingga baju pejuang untuk turut serta dalam acara sore hari ini. (wld/bil/iss)