Netty Prasetiyani Anggota Komisi IX DPR RI mendorong pemerintah lebih serius mempersiapkan generasi muda Indonesia menghadapi tantangan masa depan, bertepatan dengan momentum Hari Sumpah Pemuda.
“Salah satu hal yang harus dilakukan dengan menekan potensi munculnya kasus stunting baru. Perlu digencarkan edukasi kepada anak muda agar mereka siap membangun keluarga berkualitas dan sejahtera di masa depan,” ujar Netty, Sabtu (28/10/2023).
Menurutnya, anak-anak muda harus disiapkan menjadi generasi berencana dengan mencegah pernikahan usia anak, tidak melakukan seks pra nikah serta menjauhi narkotika dan zat adiktif.
“Pernikahan usia anak berpotensi melahirkan bayi stunting, yaitu bayi yang mengalami gagal tumbuh kembang akibat kekurangan gizi kronik dan infeksi berulang dalam masa 1000 hari pertama kehidupannya,” jelasnya.
Legislator dari Fraksi PKS itu melanjutkan, angka stunting Indonesia masih di angka 21,6 persen, masih jauh di ambang batas WHO.
“Kondisi itu tentu sangat mengkhawatirkan untuk masa depan Indonesia kalau 21 dari 100 bayi yang lahir diidentifikasi menderita stunting. SDM Indonesia akan sulit bersaing dengan SDM luar negeri yang didukung pendidikan, kesehatan dan teknologi yang lebih canggih,” katanya.
Pemerintah, sambung Netty, juga harus menyiapkan sarana prasarana pendidikan dan wadah yang memadai untuk meningkatkan kualitas SDM.
“Kita tentu tidak ingin SDM Indonesia hanya menjadi penonton di negeri sendiri akibat tidak memiliki pengetahuan dan skill yang memadai untuk mengelola sumber daya alamnya,” tambahnya.
Anggota DPR RI dari dapil Cirebon-Indramayu itu juga meminta BKKBN menggandeng komunitas anak muda untuk menyukseskan program pencegahan stunting.
“Para anak muda yang bakal menjadi orang tua di masa datang. Mereka harus dibekali pengetahuan soal stunting, pengasuhan dan pendidikan tumbuh kembang anak yang baik,” pungkasnya.(rid)