Music and Community (Musicomm) volume 3 digelar di Suara Surabaya Centre, Jalan Raya Bukit Darmo 22-24 Surabaya pada Jumat (27/10/2023) malam.
Fadil Rasyidi Show Director Musicomm mengatakan, gelaran di volume ketiga ini berbeda dengan sebelumnya, karena menampilkan tema khusus sumpah pemuda.
“Sebagai bentuk meramaikan dan menyemarakkan peringatan sumpah pemuda, karena waktunya kan berdekatan, yaitu besok,” ucap Fadil kepada suarasurabaya.net.
Tema itu, kata Fadil, juga sebagai upaya untuk kembali mengingatkan kepada masyarakat, jika Indonesia dianugerahi kekayakaan, mulai dari budaya hingga alam, yang harus dijaga dan dilestarikan.
“Yang kaya juga soal pemudanya. Pemuda Indonesia sangat luar biasa, sangat produktif, dan itu positif, itu yang coba kita rangkum di gelaran musikom volume ketiga ini, ” ujarnya.
Dari penampilan, Fadil mengatakan bahwa seluruhnya juga mempresentasikan Indonesia secara mini.
“Melambangkan Indonesia yang bisa kita potret, jadi ada musik keroncong yang melambangkan Jawa, dan juga ada dari Sumatera, sampai ada musik Batak, itu yang akan perform,” jelasnya.
Secara rinci, band yang tampil ada tiga, yakni Horas Band, Orkes Kerontjonk Srie Rejeki dan Dandelions. Masing-masing menampilkan empat lagu. Dalam geleran Musicomm itu, juga diikuti dengan bincang bareng musisi dari tiga band tersebut.
“Dari mereka, Kerontjonk Srie Rejeki merupakan band dari kampus Unesa. Kita juga berusaha agar meraka makin terlihat, karena potensinya luar biasa besar, jadi sayang kalau yang melihat di lingkup kampus saja, Kita ingin, mereka juga punya wadah yang lebih besar untuk lebih hebat,” jelasnya.
Selain itu, juga ada tiga komunitas, yakni Roodebrug Soerabaia, yang merupakan wadah penghobi sejarah, terutama pertempuran Surabaya. Komunitas itu, didirikan untuk menjaga memori kolektif warga kota terkait peristiwa pertempuran Surabaya.
Mereka juga mempunyai karya buku sejarah, yakni buku Benteng Benteng Surabaya terbitan tahun 2015, Kemana Perginya Para Perwira? tahun 2016, Surabaya Di Mana Kau Sembunyikan Nyali Kepahlawananmu tahun 2017, Kronik Pertempuran Surabaya tahun 2018, Tragedi Batavia 1629 tahun 2020 dan Kesaksian Dari Garis Depan tahun 2023.
Kedua, komunitas Oud Soerabaja Hunter yang merupakan kumpulan penggemar bangunan kolonial, penggemar fotografi, pegiat sejarah, mahasiswa sejarah, hingga anggota band indie Surabaya.
Mereka berdiri untuk menunjukkan kepada khalayak bahwa masih banyak bangunan kolonial di Surabaya, yang menurut mereka patut dijaga, karena terkandung nilai sejarah di dalamnya.
Sedangkan ketiga, yakni komunitas Begandring Soerabaia, yang terdiri dari pegiat sejarah, mulai dari sejarah kemerdekaan, pergerakan nasional, hingga kereta api.
Komunitas itu, berdiri untuk kampanye bersama penyelamatan warisan sejarah, dengan melakukan beberapa kegiatan seperti riset tempat bersejarah, pembuatan film dokumenter, tulis menulis, diskusi sejarah, hingga heritage tour.
Fadil mengatakan, seluruh band dan komunitas itu hadir dengan membawa pesan-pesan terkait peringatan sumpah pemuda.
“Semoga, ke depan event ini bisa jalan lagi. Apalagi bulan depan November, Hari Pahlawan, mudah-mudahan ada sesuatu yang spesial. Tunggu nanti di volume keempat,” pungkasnya.(ris/iss)