Indogift, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) asal Surabaya yang memproduksi souvenir oleh-oleh kebanjiran order pernak-pernik bernuansa Piala Dunia U-17 2023.
Pasangan Livia Astria dan Andreas Hindarto banting setir sejak usaha travelnya mandek total saat pandemi Covid-19 sehingga beralih memproduksi souvenir khas Surabaya.
“Waktu pandemi kita bingung, karena punya banyak karyawan, kan gak mungkin di-PHK semua. Jadi ingin membuat, supaya karyawan kita bisa bekerja. Kebetulan ada karyawan desain. Jadi (kita) cari usaha yang di bidang desain jadi advertising, lalu memgembangkan ke souvenir khusus tentang Surabaya,” beber Livia ditemui suarasurabaya.net, Jumat (27/10/2023).
Mulai saat itu, ia memproduksi sejumlah souvenir seperti gantungan kunci, magnet kulkas, hiasan stand akrilik, botol minum, dan totebag.
Usaha yang terbilang baru dirintisnya itu mengandalkan penjualan dengan menitip ke Surabaya Kriya Gallery (SKG) milik Pemerintah Kota Surabaya.
“(Per bulan) setor 200 sampai 300 pcs merchandise untuk titip dijualkan. Omsetnya gak mesti, rata-rata lima jutaan di satu SKG. Kita titip di sekitar tiga SKG,” tambahnya lagi.
Jumlah produksinya meningkat drastis hampir 10 kali lipat menjelang Piala Dunia U-17 2023 digelar di Surabaya sebagai salah satu tuan rumah.
Sejak tiga mingguan yang lalu, sudah ada dua ribuan produk merchandise pernak-pernik Piala Dunia U-17 2023 di Surabaya yang disetornya ke SKG.
“Ada kaos, magnet kulkas dengan berbagai desain, gantungan kunci, stand akrilik, ada puluhan model semuanya,” imbuhnya.
Merchandise buatannya dijual mulai 20 ribu sampai 100 ribu lebih.
“Gantungan kunci 20 ribu, magnet kulkas 35 ribu, stand akrilik 50 ribu, dan kaos 125 ribu,” jelasnya.
Modal puluhan juta juga sudah dikeluarkan untuk produksi merchandise Piala Dunia U-17 2023 yang dikebut hampir sebulan terakhir.
“Kita kesulitannya menentukan berapa banyak (merchandise) yang kita produksi. Tapi sejauh ini kita produksi berapa, SKG bisa terima, ya kita terus produksi,” terangnya.
Ia mengaku senang bisa jadi salah satu UMKM yang lolos kurasi dan bisa memproduksi merchandise. Livia dan Andreas berharap omsetnya meningkat 20 hingga 30 kali lipat dari biasanya.
“Gak nyangka bisa dilibatkan ke sini. Senang banget. Harapannya (omset) bisa 20-30 kali lipat dibanding biasanya,” tandasnya.
Meski sementara, lanjut Livia, belum ada orderan dari luar selain khusus memproduksi untuk dititip ke SKG milik pemkot. (lta/iss)