Puluhan Mahasiswa Gelar Aksi Simbolik di Surabaya Minta Ketua MK Mundur

Sekitar 30 mahasiswa dari berbagai kampus aliansi BEM Nusantara (Bemnus) menggelar aksi simbolik doa bersama dan menyalakan puluhan lilin di Taman Apsari, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Rabu (25/10/2023) malam.

Nurhan Faiz Afif Mujahid Koordinator Bemnus Jatim menyatakan, aksi simbolik ini merupakan bentuk protes mahasiswa terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Undang-Undang Pemilihan Umum (UU Pemilu).

Yang mana MK mengabulkan gugatan syarat pendaftaran bakal calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) usia 40 tahun, atau berpengalaman sebagai kepala daerah.

“Artinya kenapa? Bahwa hari ini (Ketua) MK telah memberikan jalan atau karpet merah kepada keluarganya sendiri (Gibran Rakabuming Raka selaku cawapres Prabowo Subianto),” kata Nurhan Faiz.

Faiz menyebut, Bemnus tengah melakukan konsolidasi nasional di berbagai wilayah untuk menggelar aksi lebih besar dalam memprotes keputusan MK, yang dianggap melahirkan dinasti politik.

Aksi yang sedang direncanakan para mahasiswa dari aliansi Bemnus itu mendesak Joko Widodo Presiden maupun MK menyelesaikan problematika kontroversial terkait putusan tersebut.

“Pasti nanti ada untuk gerakan-gerakannya lanjutan untuk di Bemnus. Harapannya juga agar Ketua MK mundur dari jabatannya,” imbuhnya.

Sebagai informasi, MK mengabulkan gugatan syarat pendaftaran bacapres dan bacawapres berusia minimal 40 tahun, atau berpengalaman sebagai kepala daerah baik di tingkat provinsi atau kabupaten/kota.

Putusan itu merupakan respons atas permohonan uji materi (judicial review) Pasal 169 huruf q Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu yang mengatur batas usia minimal bakal capres dan cawapres.

Amar putusan itu dibacakan Anwar Usman Ketua MK atau selaku paman Gibran pada, Senin (16/10/2023), dalam sidang terbuka yang berlangsung di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. (wld/bil/ipg)