Muh. Rafik (75 tahun) jamaah haji yang tergabung dalam kloter 11 menghembuskan nafas terakhirnya di ambulans yang membawanya dari Bandara Juanda Sidoarjo menuju RS Haji Surabaya, Jumat (31/8/2018) pukul 03.20 WIB.
Dokter Zainul Wakil Kepala Bidang Kesehatan PPIH Debarkasi Surabaya menjelaskan, begitu turun dari pesawat Muh. Rafik yang mengalami sesak nafas lansung dievakuasi mobil ambulans untuk segera dirujuk ke RS Haji. Namun, jelas Zainul ketika masih di perjalanan belum sempat masuk Rumah Sakit Haji, Muh. Rafik sudah meninggal dunia.
“Pasien meninggal karena gagal nafas. Turun dari pesawat, pasien lansung dievakuasi dengan ambulans untuk dirujuk ke rumah sakit haji. Belum sempat masuk rumah sakit, di perjalanan beliaunya sudah meninggal dunia,” kata Zainul melalui sambungan seluler.
Berdasarkan data surat kematian dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas 1 Surabaya, Muh Rafik tidak mengalami masalah kesehatan selama berada di tanah suci meskipun dengan riwayat emfisema dan gagal jantung sejak 5 tahun lalu. Namun, sejak 3 hari menjelang pemulangan, Senin (27/8/2018) kondisinya memburuk. Oleh tim kesehatan, Muh. Rafik dibawa ke sektor dengan terapi nebuleser dan diinfus sehingga keadaannya kembali membaik.
Pesawat Saudia Arabia Airline dengan nomer penerbangan SV5410 yang mengangkut jamaah haji kloter 11 take off dari bandara Jeddah pukul 13.02 WAS. Pukul 15.00 WAS, kondisi warga Pangerangan Sumenep ini mulai melemah di dalam pesawat sehingga dilakukan tindakan oleh dokter TKHI.
Pukul 18.00 WAS, pasien yang didampingi putranya, Ahmad Ghozali ini mengalami apneu. Oleh tim kesehatan, ia diberikan tindakan : oxigen full, infus RL, injex dexa, trip aminophylin, tekanan darah 90/60, nadi 100x/menit. Nafas pasien mulai teratur dan dokter TKHI menyarankan untuk memakai O2 sampai tiba di tanah air pukul 03.05 WIB, pesawat landing, pasien kembali sesak, dan lansung dievakuasi ambulans. Pukul 03.20 WIB meninggal di ambulans.
(bid/dwi/rst)