Sabtu, 23 November 2024

PBNU Jelaskan Teknis Pembacaan 1 Miliar Shalawat Nariyah pada Malam Hari Santri

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ketua PBNU H Ishfah Abidal Aziz. Foto: NU Online

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengeluarkan seruan kepada seluruh pengurus dan anggota NU untuk mengadakan Pembacaan 1 Miliar Shalawat Nariyah dalam rangka memperingati Hari Santri 2023.

Seruan ini disampaikan melalui surat edaran PBNU Nomor 1034/PB.01/A.1.03.08/99/10/23 yang diterbitkan pada tanggal 13 Oktober 2023 dan ditandatangani oleh KH Miftachul Akhyar Rais ‘Aam PBNU, KH Akhmad Said Asrori Katib ‘Aam PBNU, KH Yahya Cholil Staquf Ketua Umum PBNU, serta H Saifullah Yusuf Sekretaris Jenderal PBNU.

Pada Rapat Koordinasi Hari Santri yang dihadiri oleh Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se-Indonesia, Pengurus Lembaga NU, dan Jajaran Panitia Hari Santri 2023, Senin (16/10/2023), H Ishfah Abidal Aziz Ketua PBNU menjelaskan terkait dengan teknis Pembacaan Satu Miliar Sholawat Nariyah.

Ia mengatakan masing-masing struktur kepengurusan NU dari pusat hingga ranting mendapatkan 15 paket, di mana satu paket terdiri dari 4.444. Kemudian untuk teknis pembagiannya diserahkan kepada masing-masing struktur kepengurusan.

“Teknis pembagian kami serahkan pada struktur NU, umpama PWNU Jawa Tengah 15 paket, kami serahkan sepenuhnya menjadi kewenangan PWNU. Umpama di PCNU tertentu, dalam satu majelis dibebankan satu paket, 4.444 Shalawat Nariyah setidaknya 45 orang. Satu Shalawat Nariyah 30 detik, dibutuhkan 50 menit atau satu jam, maka butuh 45 orang,” ujar Ishfah.

Ia menegaskan Pembacaan Shalawat Nariyah dilaksanakan pada Sabtu (21/10/2023) malam, diawali dengan Shalat Isya berjamaah, pembacaan tawassul dan aurad, lalu pembacaan Shalawat Nariyah.

“Jadi selepas shalat Isya, bukan sore jam lima, tetapi selepas melaksanakan shalat Isya berjamaah. Kami tegaskan sebagaimana surat edaran kepada pengurus wilayah, diawali dengan shalat Isya berjamaah, tentu menyediakan dengan waktu pelaksanaan shalat di masing-masing daerah,” terangnya.

Ishfah mengungkapkan alasan mengapa satu paket terdiri dari 4.444 Shalawat Nariyah, hal tersebut berdasarkan ijazah yang diperoleh, sehingga menjadi dasar.

“Umpama di PCNU A, ada sembilan majelis itu dalam satu struktur itu mewajibkan 15 paket, semua akan terdistribusikan dengan baik, dengan dasar seperti ini kami putuskan tidak ada nyicil, semua kontan dibaca bersama-sama, tawasul dilakukan secara bersama-sama selepas shalat Isya berjamaah. Saya kira menjadi dasar kita untuk menghitung, tidak ada nyicil,” tegasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, sebagaimana surat edaran, pembacaan Shalawat Nariyah dibagi menjadi menjadi dua yaitu di struktur NU dan di luar struktur NU. Bagi yang di luar struktur NU seperti pondok pesantren, masjid, mushola, majelis taklim, memiliki kewajibannya membaca satu paket.

“Kami berharap pembagian alokasi dapat dilaksanakan, dapat dimonitor untuk dilaporkan ke PBNU, kami akan rekap. Kami mohon input dan dukungan mulai dari lembaga pondok pesantren, masjid, mushola, agar 21 Oktober selepas Isya kita semarakkan dengan membaca Sholawat Nariyah,” ungkapnya.

Ishfah berharap Pembacaan Sholawat Nariyah oleh masing-masing pengurus NU dipublikasikan di media. “Kita warnai media sosial dengan pembacaan Shalawat Nariyah, struktur NU dapat mempublikasikan di media, kita semarakan Shalawat Nariyah,” pungkasnya. (and/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs