Jumat, 22 November 2024

Savana Bromo Kembali Hijau Pascakebakaran Akibat Flare

Laporan oleh M. Hamim Arifin
Bagikan
Kawasan savana Bromo mulai ditumbuhi vegetasi pascakebakaran, yang dilihat dari wilayah Jemplang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Foto: Antara/HO-Balai Besar TNBTS. Kawasan savana Bromo mulai ditumbuhi vegetasi pascakebakaran, yang dilihat dari wilayah Jemplang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Foto: Balai Besar TNBTS.

Kawasan savana atau padang rumput di kawasan Gunung Bromo di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur, mulai kembali ditumbuhi vegetasi, setelah terbakar beberapa waktu lalu akibat suar/flare yang dipakai dalam suatu acara pemotretan.

Hendra Ketua Tim Data Evaluasi Kehumasan Balai Besar TNBTS mengatakan, sebagian besar wilayah terdampak kebakaran hutan dan lahan sudah mulai ditumbuhi vegetasi melalui proses suksesi alam.

“Sebagian besar sudah ditumbuhi dengan vegetasi rumput dan pakis yang dominan,” kata Hendra saat dikonfirmasi di Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (15/10/2023).

Ia mengatakan bahwa meskipun mayoritas kawasan yang terdampak kebakaran sudah ditumbuhi vegetasi berupa rumput dan pakis, masih ada beberapa titik yang memiliki vegetasi campuran terlihat hitam bekas sisa kebakaran hutan dan lahan.

Menurutnya, langkah penanaman pohon di kawasan tersebut, akan dilakukan dalam waktu dekat. Pihak Balai Besar TNBTS masih menyiapkan sejumlah kelengkapan seperti bibit pohon yang menjadi vegetasi endemik di kawasan itu.

“Hanya pada lokasi tertentu yang memiliki vegetasi campuran seperti pohon cemara dan akasia, masih terlihat sisa kayu hitam bekas kebakaran, seperti di Blok Bantengan. Untuk penanaman kembali, akan dilakukan dalam waktu dekat,” katanya.

Ia menambahkan pascadibukanya kembali kawasan TNBTS usai terjadi peristiwa kebakaran hutan dan lahan sejak 19 September 2023, kunjungan wisatawan sudah mulai mengalami peningkatan.

“Terkait kunjungan ke kawasan Bromo, sudah mulai banyak. Kurang lebih 80-90 persen dari total kuota (2.700 pengunjung) yang ditetapkan per hari,” katanya.

Balai Besar TNBTS mencatat nilai kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang dipicu penggunaan suar atau flare mencapai Rp8,3 miliar dengan total area terdampak seluas 989 hektare. Akibat kebakaran itu, kawasan tersebut ditutup pada 6-18 September 2023.

Nilai kerugian tersebut mencakup biaya pemadaman darat kurang lebih Rp216 juta dan kerugian akibat hilangnya habitat dengan pendekatan biaya pemulihan ekosistem sebesar Rp3,26 miliar dan kerugian akibat hilangnya jasa rekreasi hingga 14 September 2023, Rp4,87 miliar.

Sebagai informasi, kawasan taman nasional tersebut ditutup pada 6-18 September 2023 akibat peristiwa kebakaran hutan dan lahan itu. Proses pemadaman sendiri dilakukan pada 6-14 September 2023, dengan mengerahkan ratusan personel gabungan.

Kawasan Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur. Pada 2022, tercatat dikunjungi sebanyak 318.919 wisatawan, yang terbagi dari 310.418 pengunjung merupakan wisatawan nusantara dan sebanyak 8.501 merupakan wisatawan asing.

Dari total jumlah kunjungan wisatawan ke Bromo sepanjang 2022 tersebut, ada Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp11,65 miliar, yang meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak Rp4,85 miliar. (ant/feb/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs