Antonio Guterres Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) memperingatkan bahaya merelokasi penduduk Gaza dari utara ke selatan saat ini, sesuai perintah militer Israel.
Perintah itu dikeluarkan Israel yang dalam beberapa hari melakukan serangan utara ke Gaza, dan menimbulkan ribuan warga Palestina meninggal dunia.
“Memindahkan lebih dari satu juta orang di sepanjang zona perang yang padat penduduk ke tempat tanpa makanan, air, atau tempat tinggal, ketika seluruh wilayah berada di bawah pengepungan, sangat berbahaya. Dan dalam beberapa kasus, bahkan tidak mungkin dilakukan,” kata Guterres, di New York, Jumat (14/10/2023), seperti dilansir Xinhua.
Diketahui, rumah sakit di selatan Gaza sudah mencapai kapasitas penuh dan tidak akan mampu menerima ribuan pasien baru dari utara.
“Sistem kesehatan (setempat) berada di ambang keruntuhan. Lembaga pemulasaraan jenazah penuh, 11 staf kesehatan meningga saat bertugas, dan telah terjadi 34 serangan terhadap fasilitas kesehatan dalam beberapa hari terakhir,” kata Guterres sebelum mengikuti pertemuan Dewan Keamanan mengenai konflik Israel-Palestina.
Seluruh wilayah Gaza, kata dia, menghadapi krisis air karena infrastruktur yang rusak dan tidak ada listrik untuk mengoperasikan pompa dan pabrik desalinasi. Guterres mengatakan situasi di Gaza telah mencapai titik terendah yang sangat berbahaya.
Sebelumnya, Hamas melancarkan serangan ke Israel yang memakan korban jiwa lebih dari 1.200 orang dan melukai ribuan lainnya, Sabtu (7/10/2023) pekan lalu.
Israel kemudian membalas dengan membombardir Gaza dalam sepekan terakhir dan merengut nyawa 1.800an warga setempat, serta melukai ribuan lainnya.
Guterres kemudian meminta akses kemanusiaan untuk segera di buka di seluruh Gaza, sehingga bahan bakar, makanan, dan air dapat diberikan kepada mereka yang membutuhkan.
Ia juga meminta penghormatan terhadap hukum humaniter internasional dan hukum hak asasi manusia, serta perlindungan terhadap warga sipil. Ia juga meminta pelepasan tahanan segera di Gaza.
“Sangat penting bagi semua pihak dan mereka yang memiliki pengaruh terhadap mereka, melakukan segala yang mungkin untuk mencapai langkah-langkah ini,” kata Guterres.
Kepala PBB itu juga memperingatkan potensi kemunculan pidato kebencian yang dipicu oleh konflik ini di seluruh Timur Tengah dan penjuru dunia.
“Bahasa dehumanisasi yang memprovokasi kekerasan tidak pernah dapat diterima. Saya meminta semua pemimpin untuk berbicara menentang Antisemitisme, kebencian terhadap umat Muslim, dan pidato kebencian dari segala jenis. Saatnya bagi komunitas internasional untuk bersatu dalam melindungi warga sipil dan menemukan solusi yang langgeng untuk siklus kematian dan kehancuran yang tidak berkesudahan ini,” katanya. (bil/ipg)