Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (3/9/2018) pagi, belum bergerak nilainya atau stagnan. Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), dibuka hanya menguat tipis sebesar 6,95 poin.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi, belum bergerak nilainya atau stagnan di level Rp14.689 per dolar AS.
“Nilai tukar rupiah bergerak mendatar pada sesi awal perdagangan karena pelaku pasar mengantisipasi sentimen yang akan muncul, seperti data inflasi domestik pada periode Agustus,” kata Reza Priyambada Analis Senior CSA Research Institue di Jakarta, dilansir Antara.
Hari ini, lanjut dia, Badan Pusat Statistik (BPS) sedianya akan mengumumkan laju inflasi Agustus. Diharapkan data itu masih terkendali sehingga tidak menambah kekhawatiran pelaku pasar uang di dalam negeri.
“Rupiah masih dibayangi sentimen negatif terutama dari eksternal sehingga terbuka potensi pelemahan,” katanya.
Sementara itu terpantau, pergerakan rupiah pada pukul 09.45 WIB melemah 80 poin ke posisi Rp14.769 per dolar AS.
Lana Soelistianingsih Ekonom Samuel Aset Manajemen mengatakan, bahwa pagi ini sejumlah mata uang di kawasan Asia kompak dibuka melemah terhadap dolar AS, itu menjadi sentimen pelemahan rupiah.
“Tetapi kemungkinan Bank Indonesia akan menjaga kuat rupiah yang sudah melewati Rp14.700 per dolar AS sehingga tidak tembus level psikologis baru di atas Rp14.800 per dolar AS,” katanya.
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), hari ini, dibuka hanya menguat tipis sebesar 6,95 poin di tengah minimnya sentimen positif.
IHSG dibuka menguat 6,95 poin atau 0,12 persen menjadi 6.025,41. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 1,72 poin atau 0,18 persen menjadi 953,60.
Reza Priyambada Analis Senior CSA Research Institue di Jakarta mengatakan, bahwa investor yang melakukan akumulasi beli membuat IHSG bergerak di area positif pada sesi awal perdagangan.
“Namun, tidak lama kemudian, IHSG berbalik arah ke area negatif karena sentimen positif yang minim,” katanya.
Menurut dia, arah IHSG yang berbalik itu dikarenakan antisipasi investor terhadap kebijakan perdagangan proteksionisme Presiden AS Donald Trump. Sikap Trump itu dikhawatirkan membuat perang dagang meluas.
Ia menambahkan mayoritas bursa saham global yang cenderung melemah turut membuat pergerakan IHSG kehilangan dukungan. Apalalgi, fluktuasi rupiah juga rentan terdepresiasi terhadap dolar AS.
Alfiansyah Kepala Riset Valbury Sekuritas mengatakan, apabila pergerakan rupiah kembali mengalami tekanan maka secara psikologis dapat membuat pelaku pasar saham panik
“Akumulasi sentimen negatif baik dari dalam negeri berkenaan potensi rawannya pelemahan rupiah terhadap dolar AS maupun dari eksternal berkenaan dengan sikap Trump terhadap kebijakan perdagangan dapat menahan pergerakan IHSG,” kata dia.
Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei turun 85,28 poin (0,37 persen) ke 22.779,86, indeks Hang Seng melemah 123,53poin (0,44 persen) ke 27.765,01, dan indeks Strait Times melemah 9,74 poin (0,30 persen) ke posisi 3.203,74. (ant/ang)