Windy Nugroho, 77 tahun, menjadi wisudawan tertua Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang lulus S3 pada wisuda periode 108 di Graha Unesa Lidah Wetan, Selasa (10/10/2023).
Ia berhasil menyelesaikan studinya di Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Unesa, dengan IPK 3,98 atau cum laude.
Dalam disertasinya, ia menulis penelitian dengan judul “Pengembangan Paket Program E-Modul Penerapan Konsultasi dan Analisis Kulit Wajah untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Metakognitif bagi Peserta Didik Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Pacific International Beauty Institute (PIBI),”.
Windy mengatakan, motivasinya melanjutkan pendidikan hingga jenjang S3 adalah untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi anak bangsa.
Ia ingin membuat pembelajaran yang lebih inovatif dan relevan dengan kebutuhan generasi zaman sekarang dan mendatang.
“Saya ingin membuat pembelajaran yang bukan hanya sekadar belajar, tetapi juga melaksanakan, selesaikan, melaksanakan, selesaikan,” ucapnya.
Salah satu tantangan terbesar yang ia hadapi, yakni menyesuaikan diri dengan teknologi yang terus berkembang. Ia harus terus berupaya mencari hal-hal baru untuk penelitiannya.
“Tantangan yang paling berat adalah membuat E-Modul. Karena untuk mencari bahan-bahannya, memang ada, tapi kalau zaman now itu dibutuhkan sesuatu yang baru,” ucapnya.
Selama berproses, ia mengaku bahwa dirinya kerap mendapat inspirasi dari orang-orang di sekitarnya. Ia termotivasi untuk terus belajar dan memberikan yang terbaik untuk dunia pendidikan di Indonesia.
“Inspirasi itu pasti juga dari mencintai sesama manusia, bangsa ini, dan mencintai Tuhan,” katanya.
Semangat belajar dengan keberhasilan meraih nilai tinggi itu, kata dia, semuanya karena kemurahan Tuhan.
“Jadi, bukan sesuatu yang dibanggakan. Tetapi, sesuatu yang harus diteruskan. Semakin merendah, semakin kita bisa memberi, semakin bisa memberi, semakin kita memberikan lagi,” tuturnya.
Ia berpesan kepada generasi muda zaman sekarang, untuk tidak pernah takut mengejar impian yang tinggi.
“Kalau dipikirkan kayak nggak mungkin atau rasanya sulit, percaya apabila kita meyakini bahwa Tuhan itu ada, Tuhan akan memberikan yang terbaik,” pungkasnya. (ris/ath/ipg)