Wacana mekanisme pengaturan durasi lampu merah untuk mengurangi antrean kendaraan mulai diuji coba Dinas Perhubungan Kota Surabaya.
Tundjung Iswandaru Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya menyebut, uji coba ini untuk memastikan sensor bekerja sempurna tanpa error sebelum diterapkan di semua titik yang direncanakan awal, yaitu mulai Jalan A. Yani sampai Perak.
“Hasilnya bagaimana, karena harus ada komunikasi dulu sistemnya. Jangan sampai nanti heng (error) kan kacau semua,” terangnya, Kamis (5/10/2023).
Lebih rinci, Irwan Andeska Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya menyebut, total ada empat titik persimpangan yang diuji coba. “Empat simpang, kita coba dulu performance-nya,” ujar Irwan.
Keempat simpang itu terdiri dari simpang Raya Darmo Masjid Al-Falah, Raya Darmo-Bengawan, Polisi Istimewa, dan Pandegiling.
“Total 11 kaki simpang. Semua kaki simpang sesuai jumlah kaki simpang di empat simpang itu,” jelasnya.
Ia belum bisa membeber hasil evaluasi, karena menurutnya masih perlu pembenahan strategi untuk mengatur waktu lampu menyala hijau ketika antrean terdeteksi.
“Masih satu kaki simpang sudah bisa mendeteksi panjang antrean. Tinggal kita seting plan atau strategi pengaturan waktu hijau ketika terdeteksi (antrean),” tandasnya.
Sekedar diketahui, penerapan ini bagian dari rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya September lalu untuk mengatur durasi lampu merah atau traffic light, guna mengatasi penumpukan kendaraan yang bisa berdampak pada besarnya polusi.
Fungsi sensor, bisa mendeteksi panjang antrean kendaraan. Lampu yang semula merah akan segera berubah menjadi hijau. (lta/bil/ham)
NOW ON AIR SSFM 100
