Pada akhir perdagangan Rabu pagi (4/10/2023) dolar Amerika Serikat (AS) menguat di tengah kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan ekspetasi The Federal Reserve dapat mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi dan dalam jangka waktu lebih lama.
Dilansir melalui Antara, indeks dolar yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang lainnya naik sebesar 0,09 persen menjadi 107,0062. Hal tersebut merupakan level teratas sejak November 2022.
Pedagang juga memperhatikan imbal hasil obligasi tenor AS 30 tahun yang naik sebanyak 12,4 basis poin menjadi 4,899 pada perdagangan baru-baru ini dan mencapai level tertinggi sejak akhir 2007, menurut data FactSet.
Euro turun pada akhir perdagangan New York menjadi 1,0492 dolar AS pada sesi sebelumnya. Sedangkan pound Inggris juga mengalami penurunan menjadi 1,2085 dolar AS dari yang sebelumnya 1,2105 AS.
Dalam enam bulan dolar Kanada melemah ke level terendah karena biaya pinjaman jangka panjang yang melonjak, meski ada komentar Hawkish dari Nicolas Vincent, Deputi Gubernur Bank of Canada.
Sementara itu Dolar AS menguat menjadi 1,3710 dolar Kanada pada sesi sebelumnya.
Lebih lanjut, Shunichi Suzuki Menteri Keuangan Jepang pada hari selasa pagi (3/10/2023) memperingatkan pihak otoritas untuk terus mengawasi pasar mata uang dengan cermat dan siap dalam merespon dengan pernyataan “Semua tindakan telah dilakukan dengan rasa urgensi yang tinggi”.
Dolar AS mencapai 148,9180 yen Jepang, lebih rendah dari 149,7380 yen pada sesi sebelumnya. Sementara dolar AS meningkat 0,9211 franc Swiss dari yang sebelumnya 0,9169 franc dan naik menjadi 11,0918 krona Swedia dari 11,0539 krona. (ant/feb/iss)