Jumat, 22 November 2024

Lebih Intim dengan Wan Hermawan, Penyiar Pertama Memorabilia Suara Surabaya

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Potret Wan Hermawan penyiar pertama program Memorabilia Suara Surabaya. Foto: Dok suarasurabaya.net

Kawan, tahukah Anda bahwa Memorabilia berusia sebaya dengan Radio Suara Surabaya yakni 40 tahun di 2023 ini. Bahkan, benih-benih kemunculan Memorabilia sudah ada sebelum Suara Surabaya resmi mengudara di tahun 1983. Inilah yang dikisahkan Wan Hermawan penyiar pertama program Memorabilia.

“Nama Memorabilia itu ada sebelum SS itu tampil. Pada saat itu masih siaran percobaan. Nama Memorabilia itu sebenarnya yang memantik adalah Mas Ari Maricar. Kemudian perkembangan berikutnya itu barulah saya yang melanjutkan atau meneruskan pada siaran pertama kali setelah SS punya izin resmi,” cerita Wan Hermawan.

Dalam siaran pertamanya dulu, tidak ada patokan yang baku dalam program Memorabilia. Hanya saja, dalam diskusi dengan Soetojo Soekomihardjo pendiri Radio Suara Surabaya, diputuskan bahwa Memorabilia hanya memutar lagu-lagu lama. Dari era 60-an hingga 70-an.

“Soal apa lagunya, terserah. Mas Errol (Errol Jonathans mantan Direktur Utama Suara Surabaya Media yang sekarang sudah almarhum.red) pun tidak memberikan guidance yang detail. Hanya lagu mulai 60an hingga 70an,” ungkapnya.

Maka dalam periode pertama Memorabilia, Wan Hermawan banyak memutar lagu lawas milik Nat King Cole, Cliff Richard atau Bad Bones. Kala itu Memorabilia mengudara mulai 22.00 hingga 24.00 WIB. Sekaligus menutup agenda siaran harian di Radio Suara Surabaya.

“Pada saat itu Mas Errol sebagai siaran pembuka pada jam 06.00 pagi. Kemudian saya sebagai siaran penutup pada jam 22.00 hingga 24.00 malam,” kisahnya.

Penampilan Wan Hermawan pada Oktober 2023. Wan Hermawan merupakan penyiar pertama Program Memorabilia Radio Suara Surabaya mulai tahun 1983 hingga 1993. Foto: Wan Hermawan untuk suarasurabaya.net

Wan Hermawan tak menampik bahwa penyiar zaman dulu memang membutuhkan effort lebih. Ia harus datang satu atau dua jam lebih awal untuk mempersiapkan lagu-lagu yang akan diputar. Apalagi pada saat itu masih pada era kaset.

“Pada saat itu kawan-kawan kita full mahasiswa. Yang bekerja cuma Mbak Rini dan Mbak Ida (Ida Ismadi mantan penyiar Radio Suara Surabaya.red). Yang lainnya semuanya mahasiswa. Jadi sangat semangat sekali,” ucapnya.

Program Memorabilia pada zaman itu belum menerima request dari pendengar. Jadi semuanya diupayakan dan disiapkan oleh penyiar.

“Kita cari sendiri bahan-bahannya. Perusahaan juga mendukung apa yang kita mau. Bahkan oleh Mas Toyo dipesankan ke Amerika. Tapi datangnya tiga bulan kemudian, ketika susunan Top 40-nya sudah berubah,” sebut Wan Hermawan seraya tertawa.

Selain itu, pada saat itu manajemen SS juga bekerja sama dengan Billboard di Jakarta. Kerja sama tersebut berupa tape delay. Jadi mereka mengirimkan rekaman ke Surabaya. Sehingga SS tetap mengetahui siapa saja tangga lagu musim di dunia.

Tak cuma itu saja, SS juga sering bertukar informasi dengan Radio Bahana Jakarta. Sebab antarpenyiar dua radio tersebut saling mengenal baik.

Soal kaset, penyiar diberikan kebebasan untuk mencari kaset di mana saja, sesuai dengan selera dan frame acara yang dibawakan. Tantangannya adalah ketika pita kasetnya semrawut. Jika penyiar tidak menyiapkan back up, maka ini akan berpengaruh ke siaran.

“Di satu sisi sebagai broadcaster, jika macet satu, dua, tiga, hingga empat detik saja sudah tabu. Kami bisa kalang kabut. Apalagi jika pemutar kasetnya rusak. Tapi pada saat itu semangat kami luar biasa. Apalagi Mas Toyo sebagai owner, nyaris 24 jam ada di studio untuk mendampingi kami,” jabarnya.

Wan Hermawan bercerita, dulu Memorabilia memang lebih banyak memutar lagu luar negeri. Sedangkan lagu-lagu Indonesia lebih sering diputar saat pukul 18.00 hingga 20.00. Lalu ia sebagai penyiar coba menyelipkan lagu-lagu Indonesia ketika masuk tengah malam.

“Ternyata itu disepakati dan disetujui oleh Mas Errol dan Mas Toyo. Jadi muncullah lagu Indonesia itu di Memorabilia,” bilangnya.

Sebagai penggawa pertama di Memorabilia, Wan Hermawan tidak terbesit jika program ini awet hingga empat dekade. “Yang saya pahami lagu-lagunya diminati kelompok pendengar yang khas, di usia tertentu. Di jam Memorabilia banyak berkumpul pendengar dari kalangan executive swasta maupun instansi pemerintah yang kebanyakan ibu-ibu paruh baya,” ungkapnya.

“(Pada waktu itu) saya tidak paham apakah Memorabilia ini akan terus melegenda. Ternyata sampai sekarang yang melegenda adalah Memorabilia, Jazz Traffic, dan Kelana Kota,” imbuhnya.

Berbeda dengan Memorabilia dewasa ini, dulu tidak ada interaktif. Jadi penyiar tidak tahu berapa jumlah pasti pendengar program ini. Lalu, sekitar 1989 dan 1990, mendiang Toyo sering membawa pulang salinan data dari AC Nielsen. Dari sana akhirnya diketahui bahwa Memorabilia memang memiliki peminat yang marak.

“Mungkin dari situ bertahan sampai sekarang,” sebut penyiar yang mengawal program Memorabilia mulai 1983 hingga 1992 itu.

Setelah kurang lebih satu dekade Wan Hermawan menjadi mengawal program Memorabilia, tongkat penyiar kemudian diserahkan kepada mendiang Nana Aryono. Kemudian setelah itu sempat Iman Dwi Hartanto selama 10 tahun menjadi penyiar program Memorabilia.

Hingga akhirnya saat ini Memorabilia dipandu penyiar Emma Rachmawati setiap Jumat pukul 19.00 – 22.00. Sedangkan pada hari Minggu pukul 19.00 – 22.00 dipandu penyiar Bintang Rahmadani.

Dalam perjalanannya, Memorabilia pernah mengadakan event off air pada tahun 90-an. Dengan berbagai kemasan seru serta mengundang penyanyi legendaris Indonesia Titiek Puspa.

Kurang lebih tiga dekade berselang program off air Memorabilia kembali digelar dengan kemasan yang lebih elegan dan kian berkelas. Kali ini bertajuk Memorabilia Intimate Dinner dengan menghadirkan Yuni Shara dan Hedi Yunus. Acara ini bakal digelar Jumat, 20 Oktober 2023 di Ballroom Shangri-La Hotel, Surabaya.

The 40 Years Jubilee Broadcasting of Suara Surabaya Memorabilia Intimate Dinner didukung oleh PT PLN (Persero), Unleashing Energy and Beyond; Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur; PT Pelabuhan Indonesia (Persero), Indonesia Maritime Gateway; Honda, The Power Of Dreams!; Pos Aja dari Pos Indonesia; CitraLand Surabaya, Living In A Modern International City; Northwest CitraLand Surabaya, Where Your Journey Begin; SI-To, Laboratorium Medis dan Klinik Utama-Innovation for Happiness; Milk Life, Berani Minum Susu!; serta Pemerintah Kota Surabaya. Official Event Producer by Sayogo Enterprises.

Tiket bisa dipesan di event.suarasurabaya.net. Tata cara pemesanan dan denah kelas tempat duduk juga bisa diakses di laman tersebut.

Tiket juga bisa dibeli dengan datang langsung ke Suara Surabaya Centre di Jalan Raya Bukit Darmo 22-24 Surabaya pada hari Senin-Sabtu, pukul 10.00-17.00 WIB. Info selengkapnya bisa menghubungi Rarche di nomor telepon 08113610100.

“Penjualan tiket ditutup 15 Oktober. Untuk pembelian online, berlaku hingga 15 Oktober pukul 23.59 WIB. Lalu untuk pembelian offline berlaku 15 Oktober hingga pukul 17.00 WIB,” ujar Rudy Hartono Kepala Divisi Ticketing Memorabilia.

Menurut Rudy, sejak presale dibuka pada 1 September lalu, telah banyak orang yang sudah mengamankan tempat di Memorabilia Intimate Dinner.(saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs