Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggandeng Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya menggelar Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Radio Braille Surabaya (RBS). Program ini merupakan upaya mendukung pemenuhan hak-hak disabilitas di Kota Surabaya.
Anam Miftakhul Huda Koordinator Prodi Ilmu Komunikasi Unesa mengatakan, RBS sebagai media advokasi untuk komunitas disabilitas netra, mampu berkembang pesat meski belum genap satu tahun beroperasi.
“Terbukti dari cerita tentang video yang diunggah mengenai fasilitas Suroboyo Bus, akhirnya muncul kebijakan dari Pemerintahan Kota Surabaya memberikan tarif gratis kepada teman disabilitas,” katanya dalam keterangan yang diterima pada Sabtu (30/9/2023).
Pihaknya ingin, kerja sama tersebut tidak hanya berhenti pada sebatas FGD ataupun PKM. Melainkan, ke depan bisa menjadi ruang kontribusi bagi Unesa.
Sementara itu, Muhammad Danu Winata ketua tim PKM Ilmu Komunikasi Unesa membeberkan bahwa nantinya para mahasiswa akan terlibat dalam produksi konten RBS, merancang strategi digital untuk RBS, memuat perencanaan konten, hingga mendampingi tim redaksi RBS melakukan reportase di lapangan.
“Kami juga akan membantu menyiapkan website agar konten Radio Braille Surabaya semakin beragam,” ucapnya.
Tutus Setiawan pemimpin redaksi Radio Braille Surabaya berharap, kolaborasi antara Unesa dengan RBS itu, dapat memberikan dampak bagi komunitas disabilitas.
Ia menganggap, kerja sama itu sangat membantu RBS yang sejauh ini masih kekurangan SDM dan masih terkendala oleh banyak hal lainnya dalam berproduksi.
“Harapannya dari sini memang target audience-nya bukan hanya lingkup kami (tunanetra) saja, namun untuk mengadvokasi, edukasi dan ruang ekspresi bagi kami,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Eben Haezer Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya juga berharap, kolaborasi itu dapat menjadikan Radio Braille Surabaya semakin berdampak bagi masyarakat, khususnya komunitas difabel.
Ia juga berharap, kerjasama itu dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa, khususnya dalam mengelola media, hingga melakukan kajian-kajian ilmiah seputar media massa.
“Kami berharap RBS juga bisa menjadi laboratorium hidup bagi siapa pun untuk belajar mengenai jurnalisme advokasi dan jurnalisme yang inklusif,” tuturnya.
Seperti diketahui, Radio Braille Surabaya adalah media pertama berbasis platform video di Surabaya yang dikelola secara profesional oleh komunitas disabilitas dari Lembaga Pemberdayaan Tunanetra (LPT) Surabaya. Media ini hadir pertama kali pada 3 Desember 2022.(ris/iss)