Sabtu, 23 November 2024

RAPBD Jawa Timur Tahun Anggaran 2024 Defisit 2,1 Triliun Rupiah

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim (kanan) bersama Emil Elestianto Dardak Wagub Jatim (kiri) dalam rapat paripurna di Gedung DPRD Jatim, Jumat (29/9/2023). Foto: Humas Pemprov Jatim Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim (kanan) bersama Emil Elestianto Dardak Wagub Jatim (kiri) dalam rapat paripurna di Gedung DPRD Jatim, Jumat (29/9/2023). Foto: Dok/ Humas Pemprov Jatim

Nota keuangan atas Rancangan Perda (Raperda) APBD tahun anggaran 2024 telah disampaikan Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur dalam rapat paripurna di Gedung DPRD Jatim, Jumat (29/9/2023).

Dalam paripurna itu, Khofifah menyampaikan nominal pendapatan daerah pada penyusunan RAPBD TA 2024 mencapai Rp28,9 triliun. Yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp19,5 triliun, Pendapatan Transfer Rp9,3 triliun, dan Pendapatan Daerah yang Sah senilai Rp29,2 miliar.

Dengan alokasi pendapatan daerah sebesar Rp28,9 triliun dan alokasi kebutuhan belanja daerah sebesar Rp31,6 Triliun, sehingga ada defisit Rp2,1 triliun.

Untuk diketahui, Belanja Daerah yang mencapi Rp31,6 triliun itu dipakai untuk Belanja Operasi yang terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Subsidi, Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial.

Belanja Daerah juga meliputi Belanja Modal, Belanja Tidak Terduga, dan Belanja Transfer yang terdiri dari Belanja Bagi Hasil dan Belanja Bantuan Keuangan yang mendukung pelaksanaan Program Prioritas guna menstimulus Indikator Kinerja Utama Pemprov Jatim.

“Belanja Daerah ini juga digunakan untuk pelayanan dasar wajib. Seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan rakyat dan kawasan pemukiman, ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat, juga sosial,” katanya.

Kemudian untuk menutup defisit sebesar Rp2,1 triliun, Pemprov Jatim memakai Pembiayaan Neto yang diperoleh dari selisih antara penerimaan pembiayaan berupa perkiraan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA) Tahun Anggaran 2023 senilai Rp1,5 triliun.

Kemudian Pencairan Dana Cadangan sebanyak Rp600 miliar, dengan rincian pengeluaran pembiayaan daerah sebesar Rp9,1 miliar.

“Pengeluaran ini berupa pembayaran pokok hutang sebelum jatuh tempo kepada Lembaga Keuangan Bukan Bank, yaitu PT SMI atas Pinjaman Daerah yang digunakan untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat terdampak Covid-19,” kata Khofifah.

Meski mengalami defisit, Khofifah menyebut kerangka Raperda APBD 2024 yang ia sampaikan di hadapan anggotan Dewan Jatim sudah sesuai pertimbangan prediksi ekonomi global, nasional, dan asumsi makro Jawa Timur.

Gubernur Jatim itu memprediksi proyeksi perekonomian global pada 2024 bakal membaik pascastabilitas global yang tidak menentu akibat pergolakan geopolitik dunia.

Sebab menurut World Economic Outlook (IMF, Juli 2023), pertumbuhan ekonomi global tahun 2024 diperkirakan akan berada pada level 3,0 persen. Pertumbuhan ekonomi negara berkembang di Asia sendiri diproyeksikan tumbuh 5,0 persen pada 2024.

“Perkembangan lingkungan strategis nasional yang merupakan asumsi dalam penyusunan APBN Tahun 2024 meliputi pertumbuhan ekonomi 2024 (year on year) diperkirakan tumbuh 5,2 persen. Laju lnflasi tahun depan juga insyaAllah dapat dikendalikan pada 2,8 persen,” tutur Khofifah.

Selain itu Nilai Tukar Rupiah pada 2024 diprediksi bergerak di kisaran Rp15 ribu per Dolar AS. Sementara harga minyak mentah Indonesia juga diperkirakan berada pada kisaran 80 dolar Amerika Serikat per barel.(wld/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs