Jumat, 22 November 2024

Sambangi Suara Surabaya, Dua Korban Kebakaran Imbas Lansia Bakar Bambu Mengaku Ikhlas

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Dedik Irianto Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Surabaya (tengah) bersama Eli Puryadi dan Sukaesi dua diantara puluhan korban mengungsi akibat kebakaran di Putat Jaya waktu mengisi program Semanggi Suroboyo, Jumat (29/9/2023). Foto: Bima magang suarasurabaya.net

Tepat satu minggu lalu, Jumat (22/9/2023), sebanyak 42 warga di Jalan Kupang Gunung Tembusan II RT 5 RW 10, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya terpaksa mengungsi karena tempat tinggalnya hangus terbakar.

Penyebab kebakaran tersebut, tak lain karena ulah salah satu warga lansia inisial M (80 tahun) yang membakar sampah dekat pohon bambu di belakang rumah warga. Api ikut membakar pohon bambu yang kemudian menjalar dan membakar habis empat rumah warga yang kebanyakan terdiri dari dua lantai.

Sebanyak 42 warga tersebut kemudian diungsikan sementara di satu ruangan Balai RW 10. Sembari menunggu proses perbaikan yang diintervensi langsung oleh Pemerintah Kota Surabaya, dengan target selesai 10 hari sejak kejadian.

Seminggu kemudian, pada Jumat (29/9/2023) hari ini, Eli Puryadi dan Sukaesi selaku dua dari puluhan korban yang mengungsi tersebut hadir di Program Semanggi Suroboyo menceritakan kejadian naas yang menimpa mereka.

Eli yang berprofesi sebagai driver ojek online mengaku saat kejadian, sedang mobile sekitaran Jalan Tambak Asri Surabaya mencari penumpang. Dia kemudian mendapat telepon dari salah satu anaknya, yang menangis mengabarkan rumahnya kebakaran.

“Di telepon anak saya yang paling kecil itu video call gitu. Ya nangis-nangis gitu istri saya teriak-teriak, nangis-nangis saya belum percaya ada apa karena gak sempat ngomong, dan omongannya gak sempat saya dengar karena mereka tuh pada nangis,” ucap Eli.

Usai mendapat telfon tersebut, Eli kemudian mencoba menenangkan diri sembari mencari informasi dari Suara Surabaya terkait kebakaran.

“Saya matikan dulu (telfonnya), saya berusaha denger berita dulu dari Suara Surabaya, dan ternyata rumah saya yang terbakar kejadiannya seperti itu,” ujarnya.

Setelahnya, dia bergegas pulang dan begitu sampai menemui petugas pemadam kebakaran (PMK) sedang melakukan pembasahan kepada rumahnya yang kebakaran.

“Sesampainya di rumah, saya cari keluarga saya dulu. Ternyata keluarga saya semua sudah di depan dengan keadaan selamat, sudah itu saja. Pikiran sudah nggak bisa fokus ke mana, yang penting saya lihat keluarga selamat,” ujarnya sembari terisak.

Muji menunjukkan lantai dua rumahnya hancur usai kebakaran imbas rambatan api bambu kering, Senin (25/9/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Terkait sosok yang membakar sampah hingga api menjalar dan ikut menghanguskan rumahnya itu, kata Eli, memang sering berulah dan sebelumnya sudah berulang kali diingatkan warga sekitar, tapi tetap ngeyel.

Meski demikian, dia beserta puluhan warga lain yang jadi korban pada akhirnya menempuh jalur kekeluargaan. Apalagi yang bersangkutan selain sudah lansia dan tergolong warga kurang mampu, juga masih ada hubungan saudara dengan para korban.

“Mau bagaimana lagi, kita tuntut bagaimana pun apa yang terbakar tidak bisa kembali,” ucapnya.

Dia juga mengapresiasi gerak cepat PMK mengatasi kebakaran tersebut. Menurutnya, kalau kebakaran tak cepat dipadampakan, satu kampung bisa habis dilahap Si Jago Merah.

“Usaha beliau-beliau ini, matur nuwun (terima kasih) semua sangat membantu mulai dari tempat berteduh, kesehatan sampai faktor makan pun ditanggung. Saya tidak berharap 100 persen (bantuan ganti rugi) dari si pembakar. Bantuan pemerintah sangat membantu sekali,” ujarnya.

Sementara, Sukaesi pada kesempatan yang sama mengatakan saat kejadian, dia sedang menyuapi makan salah satu cucunya. Setelah tercium bau asap dari lantai dua, dia kemudian memutuskan naik dan melihat api sudah menjalar di bagian jendela kamar belakang rumahnya.

“Saya sempat (nekat) menyelamatkan surat-surat, sementara anak dan cucu saya di bawah. Kemudian setelah dapat (surat-surat) seperti KTP dan BPJS saya langsung turun sama keluarga saya. Tidak kepikiran untuk harta benda, pokoknya selamat sekeluarga,” ujarnya.

Dia juga mengapresiasi langkah pemerintah setempat mulai tingkat kecamatan yang memfasilitasi tempat tinggal sementara. Selain itu, Sukaesi juga berharap dari kejadian ini, masyarakat bagaimana bahaya membakar sampah secara sembarangan.

“Kalau kita itu harapannya hati-hati, jangan sampai bakar-bakar lagi gitu aja kalau bisa. Mulai sekarang ini udah (proses) perbaikan rumah, mudah-mudahan cepat selesai lah, biar cepat pindah,” ungkapnya.

Di sisi lain, Dedik Irianto Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) mengatakan, kasus di Surabaya memang cenderung meningkat beberapa waktu terakhir selama musim kemarau.

Pada bulan Agustus 2023, terdapat sekitar 120 kejadian kebakaran di Kota Surabaya. Sementara sampai 29 September hari ini, terdapat 100 kejadian kebakaran dengan 70 persennya terjadi pada lahan terbuka.

“Mayoritas kebakaran terjadi di wilayah Surabaya barat dan Timur dengan penyebab mulai dari warga yang bakar-bakar sampah seperti yang terjadi di Kupang Gunung Tembusan ini,” jelas Dedik.

Pihaknya juga memastikan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui pihak Pemerintah Kecamatan Sawahan dan Kelurahan Putat Jaya, memfasilitasi tempat tinggal sementara para korban sampai bisa kembali ke rumahnya.

Sedangkan untuk pelaku pembakaran, meski sudah ada kesepakatan damai, dia mengingatkan agar menjadi pembelajaran masyarakat. Karena, ada Undang-Undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah yang melarang untuk melakukan pembakaran, dengan ancaman pidana.

“Pembakar kemarin memang sudah ketemu, dilakukan proses olah TKP di tempat kejadian. Tapi sebetulnya, tidak hanya merugikan secara pihak korban, tapi lingkungan juga rusak dan betul ada pasal-pasal yang dilanggar,” bebernya.

Ke depan, lanjut Dedik, pihaknya juga akan lebih gencar mensosialisasikan bahaya membakar sampah sembarangan, secara lebih masif. “Kita sebetulnya sosialisasi ke warga ini target 100 itu, sudah 238, berarti sudah di atas 100 persen kita lakukan supaya masyarakat lebih waspada,” pungkasnya. (bil/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs