Sabtu, 23 November 2024

Kediri Dholo KOM Challenge 2023 Akan Jadi Penentu Juara East Java Trilogy

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Cyclist dari Azrul Ananda School of Suffering (AASoS) melewati Simpang Lima Gumul saat tes rute pada 27 Agustus lalu. Sebanyak 450 cyclist bakal bersaing pada Kediri Dholo KOM Challenge 2023 yang digelar Minggu (23/9/2023). Foto: Istimewa

Sebanyak 450  pebalab sepeda (cyclist) siap bersaing dalam KOM Challenge 2023 di Kediri Dholo, Kabupaten Kediri Jawa Timur (Jatim), Minggu (24/9/2023).

Tidak hanya bersaing menjadi yang terdepan untuk titik finis di kawasan Air Terjun Dholo, namun juga penentuan siapa yang akan menjadi juara klasemen akhir East Java Trilogy.

Kediri Dholo KOM Challenge 2023 ini juga  menjadi rangkaian terakhir dari Trilogi Jatim, di mana sebelumnya Bromo KOM Challenge sudah diadakan pada tanggal 27 Mei 2023, serta Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM Challenge 2023 pada tanggal 29 Juli 2023 kemarin.

Keterangan yang diterima suarasurabaya.net, persaingan ketat, baik klasemen Dholo KOM maupun Trilogi Jatim, bakal tersaji di nomor putra maupun putri.

Untuk tahun ini, Kediri Dholo KOM Challenge tidak lagi start di Surabaya seperti tahun lalu. Perlombaan difokuskan di Kediri dengan format one day event.

“Dengan format ini para peserta bisa mengeksplorasi Kediri lebih maksimal, sejak Jumat atau paling lambat Sabtu, para peserta akan datang di Kediri untuk balapan di hari Minggu. Mereka akan menginap di hotel di Kediri, belanja di sini, dan kegiatan lain yang membawa dampak ekonomi yang positif,” papar Azrul Ananda, founder Mainsepeda.com.

Selain menjadi momen yang menentukan bagi persaingan merebut gelar bergengsi Trilogi Jatim, Kediri Dholo KOM Challenge 2023 ini menjadi atraksi sport tourism yang penting untuk Kediri.

Hanindhito Himawan Pramana Bupati Kediri mengaku sangat mendukung ajang ini. Apalagi, dalam dua tahun ini, Kediri Dholo KOM sukses menjadi salah satu event climbing paling populer di Indonesia.

Start akan dilakukan di Kantor Bupati Kediri, berdekatan dengan Simpang Lima Gumul yang sangat ikonik. Para peserta akan berkeliling Kediri sebelum menuju ke kawasan menanjak di Besuki, tanjakan Kelok 9, Tanjakan Gigi 1, lalu finis di kawasan Air Terjun Dholo.

Adapun salah satu spot baru yang akan dilewati rombongan Kediri Dholo KOM Challenge cukup menarik, yaitu bandara baru Kediri, Dhoho International Airport.

Bandara Dhoho yang memiliki panjang runway 3.300 meter itu, bisa didarati pesawat jumbo, saat ini dalam proses penyelesaian dan akan beroperasi Oktober nanti.

”Saya sangat mendukung Dholo KOM Challenge melewati kawasan Bandara Dhoho, ini secara langsung akan mempromosikan bandara baru Kediri ke masyarakat secara luas,” papar Dhito.

Sementara untuk KOM Challenge 2023 sendiri, selain gap poin antar pebalap yang tidak terlalu jauh, persaingan kian seru karena ada poin bonus yang diberikan kepada cyclist yang menuntaskan ketiga event trilogi.

Besarannya cukup tinggi, yakni 20 poin bonus bagi siapa pun yang mengikuti, start, dan finish under COT ketiga event Trilogi Jatim ini.

Di kategori men elite, Abdul Soleh, Ilham D. Ramadhan, dan Muhammad Ridwan saat ini menduduki tiga teratas klasemen trilogy. Soleh mengoleksi 40 poin dengan kemenangan di Bromo dan Ijen. Ilham ada di urutan kedua dengan 30 poin dari hasil selalu finis kedua di Bromo dan Ijen. Sedangkan Ridwan ada di urutan ketiga dengan total 15 poin.

Dengan maksimal 20 poin yang bisa diraih dari memenangkan seri pemungkas di Dholo, peluang juara Trilogi Jatim bagi Ridwan sejatinya sudah tertutup.

Namun, karena ada poin bonus 20, peluang juara masih terbuka. Meski peluangnya sangat kecil karena Soleh dan Ilham harus gagal finis under COT.

Persaingan seru lain juga terjadi di kategori Men 55-59 dimana Guntur Priambodo sang pemuncak klasemen hanya unggul tiga poin dari E. Nasrudin yang ada di urutan kedua (35-32).

Kalau Guntur bisa finis pertama di Dholo, maka gelar juara East Java Trilogy akan aman. Namun, jika tidak, maka bisa saja Nasrudin menyalip di seri pemungkas.

Tapi jika raihan poin keduanya sama, maka cyclist dengan peringkat lebih baik akan ditentukan melalui perbandingan hasil finis terbaik yang lebih tinggi atau banyak.

Hasil finis terbaik yang lebih tinggi itu bisa berupa kemenangan, podium kedua, podium ketiga, atau pun peringkat di luar podium. Misal pembalap A mendapatkan 50 poin, pembalap B juga 50 poin.

Maka pembalap A akan mendapatkan peringkat lebih baik karena di antara tiga lomba menang sekali. Sementara pembalap B finis terbaik adalah peringkat kedua. (bil/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs