Mathur Husyairi Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur angkat bicara soal kasus SAH (8) siswi SD di Menganti, Gresik yang buta karena dicolok tusuk bakso diduga oleh kakak kelasnya saat dipalak dan korban enggan menurut.
Mathur juga menyayangkan pihak sekolah yang tidak transparan dalam membantu pengusutan kasus ini. Sebab, hingga kini, pihak sekolah belum memberikan keterangan apa pun terkait kejadian ini.
“Saya menyayangkan kejadian ini, ini musibah yang memalukan dunia pendidikan,” ujar Mathur kepada dikonfirmasi, Selasa (19/9/2023).
Untuk itu, Anggota Komisi E DPRD Jatim itu mendesak kepolisian untuk segera mengusut kasus ini dan meminta pihak sekolah membantu proses penyelidikan.
“Saya mendesak APH (Aparatur Penegak Hukum) yang menangani bekerja profesional dan meminta kepala sekolah untuk membuka secara terang benderang siapa dan anak siapa pelakunya. Jangan karena pelaku anak orang berada atau tokoh yang disegani, akhirnya Kepsek bungkam,” ucap Mathur.
Terkait dengan CCTV yang terhapus saat hari kejadian, Mathur percaya Polda Jatim dapat mengembalikan data rekaman yang hilang sebagai alat bukti pengusutan kasus ini.
“Ada pasal tersendiri karena menghilangkan alat bukti. Itu pidana. Saya yakin ahli ITE Polda Jatim bisa me-recovery file yang dihapus,” tuturnya.
Mathur berharap, kasus ini dapat diusut tuntas hingga menemukan pelaku yang mencolok mata kanan SAH tersebut. “Usut tuntas kasus ini, dan semua pihak lebih care terhadap anak didiknya,” tandasnya.
Sementara itu pihak Polda Jatim telah memberi asistensi dan bantuan teknis penyelidikan yang dilakukan Polres Gresik. Bantuan teknis itu karena rekaman CCTV waktu kejadian hilang.
Hari ini, lanjut Dirmanto, penyidik Polres Gresik melakukan koordinasi dengan Polda Jatim untuk melakukan analisa DVR di laboratoriun forensik.
“Jadi ada dua hal bantuan, pertama terkait proses psikologis anak dan laboratorium forensik,” jelas Dirmanto di Mapolda Jatim.(wld/iss/ipg)