Pemerintah Kota Surabaya melangsungkan pertunjukan drama perobekan bendera yang melibatkan berbagai komunitas seni budaya, pegiat sejarah, mahasiswa, siswa-siswi, dan masyarakat umum di Jalan Tunjungan sekitar Hotel Majapahit, Minggu (17/9/2023).
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya mengatakan bahwa poin penting dari pertunjukan tersebut yang harus diambil adalah filosofinya, yakni tentang keberanian mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia (RI) dengan merobek bendera warna biru dari Belanda sehingga menjadi warna merah putih.
“Hari ini, setelah kita merdeka, maka kita harus lebih berani menyobek yang namanya kebodohan, berani menyobek warna kemiskinan, berani menyobek warna stunting,” ucapnya seusai pertunjukan.
Dengan mengimplementasikan semangat perjuangan pahlawan pada zaman sekarang, kata dia, ke depan Surabaya akan bisa bebas kemiskinan, stunting hingga kebodohan.
Eri mengatakan, pertunjukan tersebut menghadirkan legiun veteran yang ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan RI, sebagai upaya untuk memberikan motivasi kepada masyarakat tentang bagaimana perjuangan mereka.
“Makannya sekarang sudah merdeka jangan gegeran, jangan merasa paling pintar, paling sempurna, sukanya nyelatu orang, sukanya ngomongin orang. Ini kita diajarkan sama legiun-legiun perang tadi bahwa kita harus tetap bersatu menjaga kemerdekaan NKRI,” tuturnya.
Seperti diketahui, dalam pertunjukan tersebut diawali dengan penampilan tarian seni tradisional, kemudian dilanjutkan dengan drama yang menunjukkan perjuangan masyarakat pribumi dalam mempertahankan kemerdekaan dari Warga Negara Asing (WNA) Belanda. Setelah itu, dilanjutkan dengan upaya warga pribumi naik ke atas hotel dan merobek bendera.
Dalam pertunjukan ini, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya memerankan sebagai Ir. Soekarno Presiden pertama Indonesia. Ia memerintah pejuang untuk merobek bendera sembari memekikkan semangat merdeka. Setelah tuntas, masyarakat serentak menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Kemudian, pertunjukan dilanjutkan dengan kembali penampilan tari tradisional dan menyanyikan bersama-sama lagu nasional dan lagu daerah, serta ditutup dengan drumband.
“Alhamdulillah, teatrikal hari ini setiap tahun berbeda, sehingga bisa menarik, yang lihat bukan hanya dari Surabaya, dari luar Surabaya tadi banyak dan ini semakin menunjukkan bahwa teaterikal terkait dengan perjuangan rakyat Surabaya 10 November dan perobekan bendera ini semakin dicintai banyak orang,” pungkasnya. (ris/ham)