Jumat, 22 November 2024

Perjalanan Budaya di Sumenep, Sambangi Pusat Pembuatan Keris dan Menikmati Madura Ethnic Carnival

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
"Madura Ethnic Carnival" berlangsung di Kabupaten Sumenep pada Sabtu (16/9/2023) malam. Foto: Eddy Prastyo suarasurabaya.net

Kabupaten Sumenep terus bersolek di bawah komando Achmad Fauzi Wongsojudo Bupati. Salah satunya dengan menggelar pertunjukan bertajuk “Madura Ethnic Carnival” pada Sabtu (16/9/2023).

Verry Firmansyah CEO Suara Surabaya Media dan Eddy Prastyo Editor in Chief Suara Surabaya Media mendapatkan kesempatan untuk menghadiri kegiatan ini.

Sebelum menikmati “Madura Ethnic Carnival”, Suara Surabaya Media diajak berolahraga pagi kemudian dilanjut dengan sarapan bersama Achmad Fauzi Bupati Sumenep

“Gelaran Madura Ethnic Carnival ini dimaksud untuk mengangkat keluhuran budaya Pulau Madura,” cerita Eddy ketika on air di Radio Suara Surabaya, Sabtu malam.

Achmad Fauzi Wongsojudo Bupati Sumenep diapit Verry Firmansyah CEO Suara Surabaya Media (kanan) dan Eddy Prastyo Editor in Chief Suara Surabaya Media. Foto: Eddy Prastyo suarasurabaya.net

Achmad Fauzi sebagai Bupati Semenep mengenalkan berbagai destinasi wisata di wilayahnya. Seperti Pulau Gili Iyang. Pulau yang terletak di bagian timur Sumenep tersebut dikenal dengan nama Pulau Oksigen sebab memiliki kadar oksigen terbaik kedua di dunia.

Selain Pulau Gili Iyang, Kabupaten Sumenep juga memiliki destinasi wisata lain yakni Desa Aeng Tong-tong. Berada di Kecamatan Saronggi, desa ini terkenal sebagai sentra pembuat keris. Ada begitu banyak “empu” di desa ini, baik laki-laki maupun perempuan.

Pada tahun 2014 silam, Desa Aeng Tong-tong ini telah dinobatkan oleh UNESCO sebagai satu-satunya desa wisata dengan empu keris terbanyak di dunia.

“Selama di Desa Aeng Tong-tong kami mengikuti proses pembuatan keris. Bahkan kami ikut menempa. Proses menempanya masih tradisional,” cerita Eddy.

Kehebatan para perajin keris di Desa Aeng Tong-tong sudah terkenal di dunia. Apalagi keris buatan desan ini menjadi suvenir delegasi yang hadir dalam salah satu side event dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 2022 lalu.

Salah satu empu keris di Desa Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi. Desa ini telah dinobatkan oleh UNESCO sebagai satu-satunya desa wisata dengan empu keris terbanyak di dunia. Foto: Eddy Prastyo suarasurabaya.net

Normalnya, panjang keris di Pulau Madura antara 37-38 sentimeter. Motifnya beragam. Yang paling mencolok adalah corak sarung kerisnya yang menabrak warna. Karena keunikannya itu, Desa Aeng Tong-tong masuk 50 besar desa wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Kemudian pada Sabtu malam berlangsung “Madura Ethnic Carnival” di Labang Mesem Keraton Sumenep hingga sisi barat Taman Bunga. Acara ini digagas oleh warga yang direalisasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep.

Salah satu talent di "Madura Ethnic Carnival" yang mengenakan ornamen merah-putih Sakera, khas Madura. Foto: Eddy Prastyo suarasurabaya.net
Salah satu talent di “Madura Ethnic Carnival” yang mengenakan ornamen merah-putih Sakera, khas Madura. Foto: Eddy Prastyo suarasurabaya.net

“Madura Ethnic Carnival” yang memasuki edisi kedua ini menghadirkan beragam kostum-kostum khas seperti parade karnaval pada umumnya. Tentu saja dengan ornamen merah-putih Sakera, khas Madura.

Selain menggelar festival budaya, Achmad Fauzi berusaha melestarikan budaya dengan menginstruksikan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Sumenep untuk menggunakan blangkon khas Sumenep.

Menurutnya, Sumenep punya banyak potensi yak tak kalah dengan daerah lain di Jawa Timur (Jatim). Kota ini juga memiliki keunggulan karena terdapat Keraton Sumenep yang eksis hingga saat ini. Ditambah lagi sinergi antara Pemkab Sumenep dengan warga juga terjalin sangat baik dan begitu era.

Oleh sebab itu, dengan semangat “Madura Pride”, Cak Fauzi sapaan akrab Achmad Fauzi berkomitmen untuk mempromosikan budaya Madura, khususnya yang berpusat di Sumenep. (saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs