Jumat, 22 November 2024

Pakar Sebut Upaya Perlancar Laju Kendaraan di Traffic Light Surabaya, Efektif Kurangi Polusi

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Ilustrasi. Traffic Lights. Foto: Pixabay

Pakar Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menilai upaya memperlancar laju kendaraan di traffic light, jadi langkah yang efektif dan paling mudah diterapkan di kota besar seperti Surabaya.

Arie Dipareza Syafei Pakar Lingkungan ITS Surabaya mengapresiasi wacana Pemkot yang akan menerapkan mekanisme itu bulan depan. Menurutnya, penumpukan kendaraan di traffic light jadi titik penyumbang polusi tertinggi.

“Intinya di kota urban, (seperti) Surabaya, memang pengaruh terbesar polusi udara adalah kendaraan bermotor. Titik utamanya, adalah intersection di traffic light, karena kan penumpukan kendaraan. Jadi apa pun kebijakan pemkot yang sifatnya memperlancar arus lalin kendaraan maka itu punya pengaruh bagus mengurangi emisi di perkotaan,” jelas Arie dihubungi suarasurabaya.net, Jumat (15/9/2023).

Jika nantinya terrealisasi dan tak ada antrean kendaraan di traffic light, maka emisi gas buang kendaraan bermotor semakin berkurang.

“Semakin lancar kendaran berjalan maka semakin berkurang konsentrasi emisi yang dikeluarkan kendaraan bermotor,” tambahnya.

Arie menyebut, aktivitas pengendara di traffic light melakukan rem dan gas saat lampu merah serta hijau membuat emisi jadi lebih banyak.

“Idealnya, kita berkendara stabil, sehingga harapannya dengan memperlancar kendaraan di traffic light kita berkendara semakin stabil jadi emisinya gak sebanyak ngegas dan rem gitu,” bebernya.

Cara ini, sementara dinilai paling mudah diterapkan ketimbang meminta masyarakat meninggalkan kendaraan pribadi.

“Pola bekendara ini yang paling simpel karena kita lakukan setiap saat. Kedua, hindari berkendara zigzag karena menambah jarak tempuh. Itu yang bisa diterapkan sehari-hari,” jelasnya.

Meski diakuinya gerakan paling utama untuk menjaga kualitas udara adalah beralih ke transportasi publik, dan meminimalisir penggunaan kendaraan pribadi. “Tapi kita perlu apresiasi langkah dishub memperlancar arus lalin,” tegasnya.

Selebihnya, bergantung pada pola pikir setiap orang. Menurut Arie tak harus menunggu ketersediaan sarana dan prasarana penunjang untuk mengurangi emisi kendaraan. Tapi bisa dimulai dari gerakan kecil yang dimulai dari diri sendiri.

“Kampanye (beralih ke transportasi publik) itu penting. Karena, buat saya, semakin saya mempelajari kualitas udara, semakin saya menyadari mindset itu perlu dibentuk dan diedukasi, misalnya jarak dekat ya jalan kaki atau sepeda. Jangan motor. Itu mindset. Memang perlu dukungan sarpras, tapi kembali ke mindset,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, pemkot berencana mengatur durasi lampu merah untuk mencegah penumpukan kendaraan demi menjaga kualitas udara. Rencananya diterapkan dari Jalan Ahmad Yani sampai kawasan Perak mulai bulan depan. (lta/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs