Jumat, 22 November 2024

Tunggu Vaksin DBD, Surabaya Terapkan 3M Plus dan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Ilustrasi - Gerakan 3M Cara Ampuh Antisipasi Demam Berdarah. Foto: Istimewa

Dinas Kesehatan Kota Surabaya meminta masyarakat terus berupaya menjalankan langkah-langkah kewaspadaan terhadap demam berdarah dengue (DBD).

Nanik Sukristina Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya membeber, ada beberapa cara yang bisa dilakukan warga mengurangi risiko tergigit nyamuk Aedes aegypti pembawa virus DBD.

“Menanam tanaman pengusir nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik, memasang kasa nyamuk, menggunakan kelambu, menggunakan lotion anti nyamuk, menggunakan baju panjang serta menghindari menumpuk barang-barang dan menggantung pakaian karena akan menjadi tempat peristirahatan nyamuk,” beber Nanik, Rabu (13/9/2023).

Selain itu kampanye gerakan 3M Plus, mulai dari menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang yang berpotensi jadi tempat nyamuk berkembang biak, juga dinilai masih efektif.

Termasuk gerakan adanya satu rumah satu pemantau jentik yang digalakkan hingga tingkat terkecil RT/RW.

“Sampai saat ini, upaya penting yang paling efektif, murah, dan aman, yang harus dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit DBD adalah gerakan 3M Plus dan gerakan satu rumah satu jumantik secara serentak dan terus-menerus oleh seluruh masyarakat bersama stakeholder mulai dari tingkat RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, bersama dengan puskesmas dan kader kesehatan,” terangnya lagi.

Sementara dinkes juga konsisten menjalankan serangkaian penyuluhan ke masyarakat dalam mencegah DBD.

“Menggiatkan penyuluhan dan memasang media-media KIE, melaksanakan apel gebyar PSN di tingkat kecamatn kelurahan secara rutin, mengoptimalkan peran dan fungsi Kader Surabaya Hebat (KSH) untuk memantau kegiatan pemberantasan jentik di masing-masing lingkungan tempat tinggal serta terus mendampingi masyarakat dalam melakukan gerakan satu rumah satu jumantik,” terangnya.

Upaya itu terus dilakukan, sembari menunggu vaksin DBD jadi program vaksinasi nasional yang masih dikaji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

“Sampai dengan saat ini jenis vaksin tersebut belum menjadi vaksinasi yang masuk dalam Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD baik tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten kota. Belum ada Surat Edaran atau rekomendasi dari Kemenkes RI terkait juknis penggunaan vaksin tersebut,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sedang mengkaji vaksin demam berdarah dengue (DBD) yang dikenal sebagai Travalent Dengue Vaccine (TDV) untuk dijadikan program vaksinasi nasional.

Imran Pambudi Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes menerangkan, studi vaksin yang baru mendapat izin BPOM dan digunakan di Tanah Air sejak Agustus 2022 tersebut akan memakan waktu sekitar dua tahun. (lta/saf/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs