Maria Endang Sumiwi Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa pemberian makanan tambahan dari bahan pangan lokal dapat membantu mencegah stunting pada anak balita.
“Penting bagi kita untuk mencegah jangan sampai anak jadi stunting, dengan PMT (pemberian makanan tambahan) kita bisa mengintervensi supaya anak tidak jadi stunting,” ujarnya dalam acara Publikasi Data Intervensi Spesifik & Sensitif Bidang Kesehatan untuk Percepatan Penurunan Stunting Triwulan II Tahun 2023 dilansir Antara, Rabu (6/9/2023).
Ia menyampaikan bahwa target program PMT tersebut adalah untuk ibu hamil dan anak balita dalam kategori wasting atau kurus dan sangat kurus berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan.
Pemerintah, sambungnya, telah menyediakan dana Rp1,41 triliun untuk 389 kabupaten dan kota untuk memastikan program pemberian makanan tambahan berbahan lokal dapat dilaksanakan dengan baik.
Mengutip data hasil Survei Status Gizi Indonesia Tahun 2022, Maria menyatakan persentase anak dengan gizi kurang dan berat badan di bawah standar (wasting) masih berada di angka 7,7 persen.
“PMT lokal penting untuk diaplikasikan, karena kalau kita tidak menurunkan angka anak wasting dan gizi kurang, kemungkinan kita dalam menurunkan stunting sulit terjadi,” tuturnya.
Selain itu, Maria juga menegaskan kepada orang tua untuk rajin memeriksakan kesehatan anak ke puskesmas secara rutin.
Pemeriksaan kesehatan rutin memudahkan pendeteksian dini gangguan kesehatan pada anak, mencakup di antaranya infeksi saluran pernapasan dan tuberkulosis.
“Dengan adanya infeksi, maka anak memerlukan asupan yang lebih untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Oleh karena itu PMT lokal menjadi penting,” kata Maria. (ant/bnt/ipg)