Jumat, 22 November 2024

Warisan Budaya Takbenda Punya Peluang Dongkrak Ekonomi Daerah

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Tari Remo, Brem Madiun, dan Tari Topeng Gethak. Ilustrasi: Tim Grafis Suara Surabaya.

Warisan Budaya Takbenda (WBTb) berpeluang untuk mendongkrak sektor perekonomian di Jawa Timur (Jatim) karena memiliki nilai ekonomi apabila dikelola dengan baik.

Eric Yosua Pengelola Komunitas Info Tourism Indo dan Pengamat Pariwisata mengatakan, setiap daerah memiliki keunikannya masing-masing lewat warisan budaya berupa benda maupun tak benda. Apabila hal ini dikelola dengan baik, akan melahirkan nilai ekonomi.

“Sebenarnya untuk pengelolaan kesenian itu kita harus menyiapkan gedung khusus yang nyaman untuk pertunjukan. Kemudian harus rutin diselenggarakan, misalkan setiap malam minggu,” ujarnya saat mengudara di Radio Suara Surabaya pada Rabu (6/9/2023).

Menurutnya, dalam era teknologi seperti sekarang banyak generasi penerus yang tidak mengenal bahkan tidak tau bahwa daerahnya memiliki banyak warisan budaya. Untuk itu, perlu dilakukan pendekatan menggunakan unsur teknologi kepada mereka.

“Diperlukan peran Disbudpar untuk memelopori kegiatan pertunjukan budaya seperti tari-tarian di pusat kota maupun ruang publik, karena membutuhkan anggaran yang tidak sedikit,” ungkap Eric.

Menurutnya, pemerintah bisa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk meningkatkan perekonomian masyarakat daerah. Karena secara tidak langsung, membuka tempat bagi UMKM untuk berjualan di sekitar tempat pertunjukkan.

“Kadang masyarakat kita jika melihat bule seperti tidak biasa. Tentu perlu pendekatan dan arahan dari pemerintah agar masyarakat daerah tidak kaget saat menyambut wisatawan asing,” terangnya.

Sebagai informasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menetapkan 12 karya budaya asli Jawa Timur (Jatim) menjadi WBTb. Penetapan 12 karya budaya itu menambah deretan daftar WBTb Nasional di Jatim menjadi 99 karya budaya.

Ke-12 budaya Jatim yang diakui WBTb nasional antara lain Jaranan Pegon dari Tulungagung, Jaran Jenggo dari Lamongan, Tari Ngremo Surabayan dari Surabaya, Tari Beskalan dari Kabupaten Malang, Nyadran Sawuran dari Bojonegoro dan Yadnya Karo Suku Tengger Brang Kulon dari Kabupaten Pasuruan.

Kemudian Kembang Lamaran dari Kota Probolinggo, Brem Madiun dari Kabupaten Madiun, Tari Topeng Ghettak dari Pamekasan, Keket dari Situbondo, Ngetung Batih dari Trenggalek dan Manten Pegon dari Surabaya. (fra/saf/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs