Peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kawasan Gunung Arjuno terus meluas hingga 1.300 hektare pada Minggu (3/9/2023).
Pada Jumat (1/9/2023), tercatat masih ada 30 titik apik yang menyala. Bahkan hingga merembet ke arah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (Jatim).
Gatot Soebroto Kepala Pelaksana BPBD Jatim memastikan upaya pemadaman api masih terus dilakukan. Langkah terbaru adalah mengerahkan water bombing melalui helikopter milik Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB).
“Iya, bertambah. Luas dampaknya hingga 1.300 hektare. Sebelumnya 1.200 hektare,” kata Gatot kepada suarasurabaya.net, Senin (4/9/2023).
Pemadaman melalui water bombing itu sudah dilakukan Pemprov Jatim pada Sabtu (2/9/2023). Operasi itu dipimpin langsung Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim.
Dari 30 titik sumber api yang tercatat, upaya pemadaman lewat water bombing baru berhasil memadamkan sembilan titik api. Menurut Gatot, upaya water bombing ini akan lebih dimasifkan supaya kebakaran tidak meluas.
“Dari 30 titik sumber api di tanggal 1 September, sudah ada 9 titik yang tertangani kurang lebih 600 hektare (sudah padam),” jelas Gatot.
Pihak BPBD melalui pos karhutla akan terus memantau kondisi kebakaran hutan dan melakukan upaya pemadaman manual di titik yang bisa dijangkau. Menurutnya, 21 titik kobaran api yang masih menyala itu harus diwaspadai.
“Api masih menyala di beberapa tempat dan bisa menimbulkan titik baru apabila tidak segera ditangani. Untuk itu water bombing jalan dan relawan digiatkan untuk ditambah,” ujarnya.
Penyiraman melalui udara ini telah dilakukan di kawasan Tahura termasuk Desa Cendono di Pasuruan dan Desa Toyomarto di Malang yang mencakup tiga area di wilayah Singosari Kabupaten Malang dan Desa Tambaksari, Purwodadi, Pasuruan.
Selain pemadaman melalui udara, pemadaman secara manual juga masih terus dilakukan. Tercatat 350 orang personel gabungan dari personil Tahura R Soerjo yang bekerja sama dengan masyarakat Peduli Api (MPA), relawan, masyarakat sekitar kawasan hutan dan didukung oleh BPBD Prov Jatim, BPBD Kab. Pasuruan, BPBD Kab. Malang, TNI dan Polri telah dikerahkan.
Sementara itu, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim mengatakan peristiwa karhutla di kawasan Gunung Arjuno ini sangat genting dan harus segera dipadamkan.
Terutama karena cuaca yang tengah dilanda el nino hingga belum menurunkan hujan dalam 10 hari belakangan di area hutan Gunung Arjuno. Khofifah bilang faktor itu yang menyebabkan kondisi karhutla semakin parah.
“Kalau kita melihat tadi titik apinya masih cukup panjang. Saya potret tadi titik apinya, kalau tidak ketemu batu atau batas yang disiapkan maka api itu akan terus menjalar dan meluas area yang terbakar,” tegasnya pada Sabtu (3/9/2023).
Berdasarkan penyelidikan kepolisian dan juga laporan yang dihimpun Dinas Kehutanan Jatim, penyebab kebakaran di Gunung Arjuna ini akibat ulah pemburu liar selain faktor alam.
Pasalnya pelaku yang kini sedang diburu diduga sengaja melakukan pembakaran semak-semak hutan untuk memicu gerakan dari satwa yang diburu dan memudahkan aktivitas pemburuan satwa.
Terkait hal ini, Khofifah mengimbau khusus masyarakat untuk menghentikan kegiatan perburuan liar. Sebab tindakan yang tidak bertanggung jawab itu sangat berdampak buruk bagi lingkungan.
“Maka apa yang terkonfirmasi bahwa kemungkinan terjadinya kebakaran hutan ini adalah aktivitas perburuan liar, maka saya mohon segera dihentikan. Tolong dijaga alam kita dan lindungi hutan kita dari perburuan liar,” tutur Khofifah. (wld/saf/ipg)