Minggu, 24 November 2024

Kemenkes: Dampak Polusi Udara Bisa Pneumonia dan Potensi Timbulkan Kematian

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Siti Nadia Tarmizi Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes (kanan) saat menjadi pembicara diskusi soal polusi udara, Kamis (31/8/2023) di gedung DPR RI. Foto: Faiz Fadjarudin suarasurabaya.net

Siti Nadia Tarmizi Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes mengatakan, kondisi polusi udara di Jakarta sudah cukup berbahaya. Kalau terjadi gejala batuk pilek, kata Nadia, sebaiknya segera dibawa ke dokter atau layanan kesehatan.

“Perlu masyarakat menjaga dirinya ya, mencegah bahwa jangan menganggap enteng juga. ‘Ah, enggak apa lah cuma ISPA, batuk pilek biasa, tetapi kita akan mendapatkan kalau polusi udara yang terus menerus terjadi itu, batuk pilek yang berkepanjangan, ISPA yang berkepanjangan,” kata Nadia dalam diskusi di gedung DPR RI membahas polusi udara dan dampaknya ke kesehatan, Kamis (31/8/2023).

“Kondisi udara saat ini memang kalau kita lihat cukup berbahaya, kalau melihat angkanya terakhir. Kalau kita batuk pilek ya segeralah untuk mendapatkan layanan kesehatan,” imbuh Nadia

Menurut Nadia, esensi utama kalau terpapar terus-menerus terhadap polusi udara, orang yang mempunyai penyakit Asma akan cenderung sering terkena serangan.

“Kalau asma itu kan enggak enak banget, otomatis kalau anak-anak, pasti jadi enggak bisa sekolah, enggak bisa belajar ya kan? karena dia pasti akan kemudian enggak enak dalam kondisi sakit dan dia kan sering kena serangan asma istilahnya itu, karena kondisi udara,” kata dia.

Terpapar polutan ini, kata Nadia, awalnya itu akan dimulai dengan reaksi seperti alergi, bersin-bersin, batuk.

“Kenapa sih batuknya kok enggak hilang-hilang, Akhirnya jadi mengkonsumsi obat dan konsumsi obat terus-menerus kan tentunya juga tidak baik,” terangnya.

Nadia menjelaskan, terkena polusi udara akan muncul reaksi alergi. Kemudian akhirnya kondisi kesehatan menjadi tidak fit.

Kalau kondisi kesehatan tidak fit akan gampang untuk tertular bakteri, virus, kemudian akhirnya terinfeksi. Bahkan pada kondisi yang berat infeksi itu menjadi Pneumonia (radang paru).

“Nah kalau Pneumonia kita tahu mungkin masih ingat waktu covid? Covid rata-rata orang meninggal karena Pneumonia,” tegasnya.

Nadia mengatakan, Pneumonia itu kondisi yang tidak bisa dianggap enteng, karena bisa menimbulkan kematian.

“Kalau panjang lagi kita ngomong tadi bisa mempengaruhi pembuluh darah, menyebabkan juga penyakit-penyakit lain, seperti penyakit jantung, kemudian penyakit pembuluh darah dan dan tentunya pada paparan yang lama yang lama bisa menyebutkan menyebabkan kanker daripada paru-paru,” pungkas Nadia. (faz/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
27o
Kurs