Jumat, 22 November 2024

Daripada Berpolemik, Ketum PSSI Mending Cari Solusi

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Erick Thohir Ketum PSSI (tengah), Shin Tae-yong Pelatih Timnas Senior dan U-23 (kiri), Indra Sjafri Pelatih Timnas Indonesia U-20 (kanan) menonton pertandingan Timnas Latvia melawan Timnas Kanada dalam laga babak fase grup FIBA World Cup 2023 di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (29/8/2023). Foto: Antara

Erick Thohir Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tak ingin berpolemik panjang dan lebih memilih mencari solusi atas sebuah persoalan di ranah persepakbolaan nasional.

Ini seperti dalam perkara pemanggilan pemain ke timnas maupun soal persiapan stadion Jakarta International Stadium (JIS) sebagai lokasi penyelenggaraan Piala Dunia U-17.

“Daripada kita berpolemik, kita mending cari solusi,” kata Erick Thohir dilansir Antara, Kamis (31/8/2023).

Terkait pemanggilan pemain ke timnas yang sering ada tarik ulur dengan klub, khususnya dalam turnamen di luar agenda FIFA, Erick punya solusi.

Solusinya adalah Erick akan memutar elite pro academy yang akan menjadi ajang kompetisi pemain muda. Dari kompetisi itulah nanti timnas akan memperoleh tambahan suplai pemain.

Sebab, tutur Erick, akar masalahnya bukan sekadar izin klub melainkan stok pemain. Oleh karena PSSI ingin memiliki lapisan timnas yang lengkap dari tim U-12 hingga tim senior, Erick ingin kompetisi usia muda layaknya elite pro academy segera berjalan.

“Kita tentu tetap butuh disuport dari klub dan liga untuk menebalkan jumlah pemain timnas kita. Tapi juga September ini kita akan mulai elite pro academy. Itu positif untuk semakin menebalkan stok pemain,” tandas Erick.

Erick menyebut dengan sistem timnas yang berjenjang, sudah pasti kompetisi usia muda menjadi kunci. Elite pro academy juga bisa membantu regenerasi bagi klub.

Sebagai contoh, pada September ini tiga jenjang timnas, yakni U-17, U-23, dan senior sama-sama melakukan uji coba.

“Kenapa membangun tim nasional itu tidak bisa sepotong-sepotong Kita harus ada kelompok umur, terus meningkat dan ini program jangka panjang. Karena terbukti, contoh ketika kita mengadakan pertandingan FIFA Match Day September ini, ada tentu buat senior team, ada juga buat U-23 AFC, skuat pemainnya jadi tipis. Nah artinya apa? Itulah tugas kami di PSSI untuk menebalkan stok pemain baik lewat liga, elite pro academy, atau TC khusus,” papar mantan Presiden Inter Milan itu.

Seperti ketika memilih pemain untuk timnas yang memerlukan solusi, hal yang sama berlaku dalam kontroversi pemilihan JIS sebagai lokasi Piala Dunia U-17. Erick dengan tegas menolak untuk terlibat dalam perdebatan politik yang melibatkan masalah ini.

Sebab akar masalahnya sederhana, yaitu perbaikan yang diperlukan di JIS sejalan dengan perbaikan yang dilakukan di stadion lain untuk menyelenggarakan turnamen besar.

Menurut Erick, solusi bukanlah berdebat di media sosial, tetapi bekerja keras untuk mencari solusi agar JIS dapat menjadi lokasi penyelenggaraan Piala Dunia U-17.

“Bukan waktunya kita berpolemik. Yang penting kita sebagai tuan rumah harus mempersiapkan ini dengan baik. Saat ini sesuai rekomendasi FIFA pergantian rumput dan pembukaan akses ke stadion JIS sedang dilakukan. Dan saya memohon maaf kalau dipikir sebelumnya saya mengada-ngada, saya tidak mengada-ngada. Saya justru ingin supaya kita menjadi tuan rumah yang baik,” pungkas Erick. (ant/bnt/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs